Untuk poin ke-4 pertumbuhan berkelanjutan dan inklusif, Indonesia masih mengalami kendala ekonomi inklusif kepada perempuan, pemuda dan disabilitas.
Seorang perempuan muda berasal dari Padang. Saya sering memanggil Namanya Uni. Â Uni memiliki usaha kecil dengan menjual bumbu-bumbu racikan di pasar tradisonal. Kepiawaian dalam meracik bumbu masakan dari Sabang sampai Merauke tak terbantahkan. Â Pelanggannya harus rela mengantri berjam-jam, apabila ada hari besar seperti Idul Fitri, Idul Adha, Tahun Baru. Â
Namun, suatu hari saya bertanya kepadanya kenapa kios yang disewanya itu tidak dibeli saja supaya tidak menjadi beban usahanya. Â Jawabannya mengagetkan, "Saya tak punya rekening di bank. Jika saya harus bertransaksi harus memakai uang tunai. Â Saya tak tau caranya buka rekening".Â
 Keuangan inklusif penting bagi perempuan, pemuda dan UMKM. Hal ini dinyatakan oleh Sri Mulyani selaku Menteri Keuangan. Penting karena dapat menjawab permintaan masyarakat yang tidak dapat akses bank.
Sesuai dengan data dari Global Findex 2017, 69% dari populasi di dunia sudah dapat melakukan akses di Lembaga keuangan, meningkat 7% dibandingkan dengan tahun 2014 yang hanya sebesar 62%.
Sayangnya, hampir setengah dari total perempuan di Indonesia masih jauh dari jangkauan sektor keuangan formal. Perempuan yang belum kenal  keuangan inklusif belum sadar terhadap potensi ekonomi yang dapat peningkat kehidupan keuangan itu. Keuangan inklusif dapat berkontribusi pada ekonomi yang luas.
Perempuan, pemuda dan penyandang disabilitas yang belum bisa memiliki akses keuangan perbankan disebabkan oleh karena pendidikan, kemiskinan , literasi keuangan yang tidak sampai kepada mereka.
Kehidupan keuangan, kebutuhan, hambatan perempuan, pemuda maupun penyandang disabilitas untuk bisa mengakses keuangan adalah diskriminasi pekerjaan gender (perempuan dibedakan dengan lelaki, disabilitas dibedakan dengan normal), sehingga penghasilan perempuan, jauh lebih rendah selama 40 tahun terakhir. Sedangkan dalam kehidupan potensi ekonomi, perempuan itu punya kemampuan dan kebutuhan yang sama dengan yang lainnya.
Seorang peneliti dari Women's World Banking menyimpulkan bahwa rekening tabungan menjadi pintu gerbang  keuangan inklusif bagi perempuan. Mereka itu sebenarnya sudah terbiasa menjadi manajer keuangan di keluarga, dan mereka bisa menabung apabila mereka punya uang.