Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Hindari Maraknya Modus "Social Engineering" yang Menguras Kantongmu

26 Juni 2022   15:18 Diperbarui: 26 Juni 2022   15:37 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Penipuan (Shutterstock/Jaririyawati)

Apalagi sekarang ini dengan adanya media sosial pelaku kejahatan atau cyber crime pun mudah mendapatkan nomer-nomer whatsapplication untuk menjaring korbannya.

Kali ini pelaku kejahatan sudah menyasar berpura-pura dari industri perbankan yang tentu saja mereka pikir korbannya lebih mudah diambil dananya dari bank.

Di suatu media sosial , saya pernah tertarik melihat suatu iklan yang membuat mata membelalak dan hati saya berdegup.    Kami dari bank A,  sedang mempromosikan apabila Anda , nasabah regular kami,  akan dapat meningkatkan statusnya menjadi prioritas dengan cara yang sangat mudah. 

Pastikan simpanan Anda hanya 10 juta dan langsung mendaftar di tempat kami.  Anda akan segera mendapatkan status prioritas.  Padahal  secara resmi untuk menjadi nasabah prioritas, seseorang nasabah harus memiliki saldo mengendap sebesar Rp.500 juta atau Rp.1 milyar (tergantung kebijakan bank).

Nach apa yang terjadi apabila saya tertarik dengan iklan itu.  Pasti saya menghubungi logo bank dan nomer orang yang tercantum di situ. Lalu saya akan diberikan form untuk mengisi .  Form itu tentu berisi data pribadi misalnya kartu ATM, nomer ponsel/gadget, Kartu SIM ponsel, email.    

Ketika semua sudah diisi dan dikirimkan.  Tentunya kita mendapatkan email dari si pelaku kejahatan.  "Harap Anda mengkormasikan data pribadi ini memang valid " dengan klik.  Ketika klik dilakukan, diminta untuk mengisi nomer PIN, kata sandi.  Itulah data yang dapat dipakai oleh penjahat untuk membobol akun Anda di bank dimana Anda memiiki AKun. 

Kejahatan yang mengatasnamakan sebuah bank itu biasanya memiliki beberapa modus yang sangat bervariasi.  Tapi saat ini yang sering terjadi adalah sebagai berikut ini:

1. Ada seorang pelaku penjahat yang mengatas namakan sebuah bank dan memberikan informasi tentang perubahan tarif perbankan.  Penipu meminta kepada korban untuk mengisi link form yang diminta .  Di formular itu aka nada data pribadi seperti nama, OTP dan password

2. Dalam kejahatan soceng,  ditawarkan untuk menjadi nasabah prioritas dengan cara yang sudah dijelaskan seperti di atas.

3.  Kejahatan soceng yang sering digunakan oleh pelaku dengan berpura-pura sebagai pegawai bank bagian pelayanan keluhan .  Apabila ada hal-hal yang tidak berkenan atau kurang puas, diharapkan nasabah dapat memberikan feedback atau informasi melalui formular dan sekalgi lagi link itu ada data pribadi seperti nama, OTP dan password

4. Kejahatan soceng yang sangat menarik bagi calon korban adalah tawaran untuk jadi agen Laku Pandai (layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif).  Para penipu meminta korbannya untuk mengirimkan sejumlah uang sebagai deposit dengna mesin EDC.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun