Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

2700 Lowongan Pekerjaan di 40 BUMN, Sudahkah Anda Melamarnya?

13 April 2022   21:58 Diperbarui: 15 April 2022   13:35 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membangun suatu bisnis yang tangguh terhadap perubahan zaman yang terus berevolusi membutuhkan manusia yang kompeten dan mampu beradaptasi dari perubahan itu sendiri.

Salah satu dari adaptasi yang dibutuhkan adalah kemampuan digital.  Dari survey yang diadakan oleh Databoks.katadata hanya 19% tenaga kerja di Indonesia yang mempunyai kemampuan digital. 

Kemampuan digital sangat penting dalam rangka pemenuhan  kebutuhan industry.  Bahkan dalam Laporan EV-DCI 2021 , terdapat ketidaksesuaian antara kebutuhan perusahaan dengan kemampuan digital kandidat pegawai.

Banyaknya start-up di Indonesia belum menunjukkan bahwa semua karyawannya sudah memenuhi syarat kemampuan digitalnya.   Dari 71 perusahaan yang telah menjadi objek survey, 52,1 persen mengakuui bahwa mereka sangat sulit menemukan kandidat dengan kemampuan digital yang mereka harapkan.

Sebagi tambahan 36 persen perusahaan mengatakan bahwa mereka tidak memiliki keluhan untuk karyawan yang punya kemampuan digital, sementara  persen perusahaan yang mengatakan menemukan calon pegawai kemampuan digital yang mumpuni.

Jejak digital perlu diperhatikan

Dunia kerja digital sangat kompetitif,  Seleksi awal yang dilakukan biasanya para kandidat akan disortir berdasarkan kompetensi secara akademik.

Ada suatu pengalaman dari seseorang penyeleksi Human Resources yang berpengalaman  yang menarik sekali diungkapkan.

Sebutlah Bapak A, setelah berjibaku menyortir ribuan kandidat,  dan akhirnya mengerucut hanya tinggal 5 kandidat yang terpilih.  Awalnya Bapak A percaya diri bahwa kelima orang yang dipilihnya itu pasti mampu dipilih oleh perusahaan sebagai babak akhir dari suatu interview.

Sayangnya harapan itu tidak berhasil. Justru mengagetkan bagi Bapak A ketika human resources officer mengatakan bahwa mereka tidak menerima kandidat yang dicalonkan oleh Bapak A.   Apa alasannya?  Sungguh tidak pernah terpikirkan oleh Bapak A, ketika perusahaan yang sudah punya nilai core yang baik, pasti akan menelusuri jejak digital para kandidat dari media sosial masing-masing.

Ditemukanlah calon kandidat itu orang yang sangat kontraproduktif dan suka dengan garis keras yang dilontarkan di akun para kandidat.

Itulah pelajaran bagi para kandidat calon pegawai BUMN yang baru saja akan melamar, jejak digital Anda menentukan siapakah Anda?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun