Para pemulung tak kenal Lelah, tak gentar dengan perubahan zaman, tetap menjalankan profesinya meskipun hasilnya tak memadai. Mereka mampu melawan kerasnya kehidupan.
Apa itu resiliensi?
Belajar tentang resiliensi. Dalam masa yang sulit, hanya orang yang tangguh dan memiliki resiliensi yang mampu bertahan atau "survive" untuk hidup. Jika kita tidak punya daya tahan atau resilensi, biasanya orang akan langsung merasa putus asa dan tidak punya harapan hidup.
Resiliensi adalah kemampuan untuk mengatasi dan beradaptasi atas kejadian atau peristiwa berat yang menimpa dalam hidupnya.
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan resiliensi :
1.Caring relationship
Dukungan keluarga, teman yang berdasarkan cinta tanpa syarat dan kepercayaan. Caring relationship dianggap sebagai dasar penghargaan yang positif, contohnya memegang pudak, tersenyum, memberi salam.
2.High expectation massages
Adanya harapan yang jelas, positif, dan terpusat kepada seseorang. Harapan merupakan petunjuk bagi perkembangan seseorang. Harapan positif membuat seseorang dapat mengkomunikasikan secara positif dan membangun kepercayaan dan memberikan semangat untuk mencapai apa yang diinginkan.
3. Opportunities for participation and contribution
Kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan memiliki tanggung jawab. Selain kesempatan untuk memberikan kesempatan untuk melatih kemampuan problem solving dan pengambilan keputusan.
Sumber:
Mengenal Resiliensi Dalam Ilmu Psikologi, Antoninan Pantja Juni Wulandari, Dosen Psikologi Binus