Teknologi memang jadi salah satu jalan keluarnya untuk Net Zero emissions. Tetapi alat untuk memproduksi penangkap emisi dengan  kecanggihannya itu  harganya sangat mahal. Tak ada sebuah negara pun yang mampu memproduksinya.
Bagaimana Kebijakan  Pemerintah Indonesia merespon Net Zero Emissions (NZE)?Â
Kebijakan dan strategi  Pemerintah Indonesia terhadap NZE atau  bebas karbon  pada tahun 2050, atau mengurangi 50% pada tahun 2025 adalah dengan cara ekonomi hijau dan pembangunan rendah karbon di berbagai sektor  untuk menurunkan intensistas energi (efisiensi energi).
Ekonomi hijau atau Investasi Hijau merupakan program pertumbuhan ekonomi hijau yang berupaya menciptakan situasi kondisi untuk investasi hijau dan peningkatan modal.Â
Usaha ini  dilakukan agar dapat membantu pemerintah untuk mendorong investor , menarik modal dan membuat model usaha hijau berkelanjutan .
 Program meliputi energi, lanskap berkelanjutan, Kawasan Ekonomi Khusus dan Program Persiapan GCF.
Namun, kali ini kita  hanya  membahas satu bidang yaitu energi. Saat ini kita menggunakan energi listrik, transportasi, gas (untuk memasak).  Semua energi ini berasal dari energi fosil.  Â
Seperti kita ketahui, energi fosil itu asalnya dari sumber daya alam yang mengandung hidrokarbon seperti minyak bumi, gas alam, dan batu bara.
Setelah kita menggunakan energi fosil berpuluh tahun untuk energi elektrisasi, transportasi, maka energi fosil itu terancam akan habis, bahkan punah. Â Bukan hanya punah, penggunaan energi fosil ini selain mahal karena untuk memproduksinya kita menggunakan bahan impor dari luar negeri yang menyedot devisa.
Untuk itu kita harus mengembangkani bahan energi  baru dan  terbarukan (EBT) . Ada 8 energi terbarukan yang ditemukan yaitu biofuel (bahan bakar padat,cair dan gas), biomassa, panas bumi, air, angin, matahari , gelombang laut, pasang surut.
Energi baru dan terbarukan (EBT)
Â
Mesin/motor, diesel menggunakan biodiesel  berupa ester metil asam lemak dan terbuat dari minyak nabati dan lemak hewan melalui proses esterifikasi.  Bahan bakunya berasal dari minyak sawit (CPO), Produksi CPO cukup banyak di Indonesia dan didukung oleh 800 pabrik kelapa sawit.