Perjalanan  garis hidup itu sepenuhnya ada di tangan kita walaupun takdir juga ikut berperan serta.  Kenapa sepenuhnya di tangan kita?
Kita semua yang  melakukan, menjalankan dan memutuskan jalan hidup, jadi mulai dari pertimbangan sampai kepada keputusan yang paling berat sekali pun adalah pilihan kita sendiri.
Keputusan  apa yang paling berat  dalam hidup saya?
Saya bekerja di sebuah perbankan asing  hampir selama 28 tahun.  Awalnya saya bahagia mendapatkan tantangan  dan  kesempatan untuk beralih profesi dari seorang sekretaris menjadi  Official assistant atau  asisten dari Account Officer.Â
Belajar bagi saya yang masih muda jadi hal yang menyenangkan. Training  di dalam maupun di luar kantor jadi bagian dari profesi yang akan saya tempati.Â
Setelah merasa nyaman di pekerjaan dan profesi, Â perusahaan pun mengadakan reorganisasi. Â Hal ini kerap kali terjadi di perusahaan .
Akhirnya,  saya ditempatkan di satu bagian  yang disebut Corporate  Customer Service. Â
Mulailah datang atasan baru dengan segenap pasukan yang dibawanya dari luar.  Babak perjuangan  baru  membuat hati dan pikiran saya  mulai takut, gentar, bahkan merasa terjepit.
Beberapa orang yang dianggap "senior" mulai tersisihkan, pekerjaan dan proyek yang  harus dikerjakan secara cepat dengan potensi mendapatkan kenaikan pangkat jadi ajang kompetensi.
Saya merasa  tak berdaya karena tidak pernah diajak bicara soal "project baru" dan juga merasa  "masuk kotak"  untuk mengerjakan secara "stand alone".
Hasilnya performa kerja saya mulai mundur, atau dibilang stagnan, saya dianggap tidak "achieved  goal" yang ditentukan oleh atasan.
Mulailah kabar angin bahwa perusahaan mulai "layoff" dari mereka yang dianggap "senior" mendekati masa pensiun.