Beberapa minggu yang lalu kita semua tersentak dengan berita  merger antara dua  start-up unicorn , Tokopedia dan Gojek dengan nama GoTo
Kejutan itu bukan sekedar menyentak bagi kita semua di kalangan masyarakat yang tak kenal digital, tapi juga para ekonomi digital juga ikut kaget.
Kenapa?  Bayangkan dengan merger Gojek dan Tokopedia yang termasuk dua raksasa start up retail itu , valuasi dari merger itu jadi valuasi jumbo yang nilainya cukup fantastis  , antara US$ 35 miliar hingga US$ 40 miliar atau sekitar Rp 500,1 triliun-Rp 572,5 triliun.
Padahal sebelumnya di kuartal kedua nilai valuasi Gojek pernah mengalami penurunan tajam di pasar sekunder menjadi  USd 10 miliar (rp.148,45 trilun) di tahun 2020 karena adanya pandemi yang terjadi di Indonesia.
Dampak ekonomi bagi Indonesia
Gojek adalah usaha start up yang berbasis di Jakarta dalam bidang transportasi dengan  13 juta pengemdi itu  menggandeng Tokopedia yang memiliki high technology retail dengan jumlah UMKM sekitar 11 juta pelaku UMKM.
Dengan valuasi hasil merger yang sungguh besar , sekitar USD 40 miliar itu  dampaknya sangat luar biasa bagi ekonomi digital di Indonesia .
Sebagaimana kita ketahui penduduk Indonesai 270 juta dengan  jumlah pengguna internet aktif  202 juta itu  merupakan pangsa pasar yang potensial bagi GoTo.
Meskipun kontribusi ekonomi digital terhadap seluruh sector itu hanya 5% tapi strategi yang akan dikerjakan oleh GoTo kedepannya akan mampu menjadi pilar atau tulang punggu perekonomian Indonesia.
Besarnya valuasi GoTo yang melampui valuasi dari perusahaan besar seperti Garuda atau BlueBird yang jauh lebih lama berkecimpung dalam bisnisnya.  Tokopedia dan Gojek  baru menginjak sekitar 10 tahun.Â
Menurut Patrick, CEO dari Gojek, strategi kedepannya adalah dengan  mengombinasikan layanan e-commerce, pengiriman barang, mulai dari makanan, pakaian atau barang-barang yang dipesan dari Tokopedia dengan mengunakan transportasi GoJek.
Platform dari Tokopeda dan Gojek pastinya akan diperbesar dan akan melayani semua kebutuhan konsumen barang-barang rumah tangga secara terintegrasi.
Sementara, William , CEO Tokopedia, pun punya rencana strategis untuk membuat kota digital dimana semuanya dapat dipetakan keperluan yang dibutuhkan oleh konsumen, dan delivery yang sangat lebih cepat dan memuaskan .
GoTo tetap berjalan dalam bisnis intinya, tidak akan merubah bidang bisnisnya. Walaupun dalam proses pengembangannya , sinergi ini bisa membangun bisnis baru di luar bisnis intinya.
Namun, seperti telah dijelaskan di atas, bisnis mereka itu makin jauh lebih efisien ketika keduanya merger karena ada saling berkaitan bisnis intinya.
Disamping itu karena keduanya menggunakan high technology digital maka akan terjadi pengembangan inovasi teknologi yang dapat mempercepat proses bisnis lebih efisien.
Apakah merger ini akan menimbulkan monopoli?
Ketakutan orang akan timbulnya monopoli dari merger perusahaan raksasa big technology menimbulkan monopoli sering terjadi sehingga terjadinya persaingan usaha..
Apakah benar bisa terjadi? Â
Jika ditilik jenis merger yang mereka lakukan adalah merger vertikal bukan merger horizontal (dalam bidang jenis usaha yang sama), maka argumentasi tidak mungkin terjadi adanya monopoli.
Apabila merger horizontal antara bidang usaha yang sejenis misalnya Gojek dengan Grab atau Tokopedia dengan Lazada , maka merger horizontal ini pasti menimbulkan persaingan berat bagi mereka yang kecil-kecil karena yang besar itu tentu menekan usaha yang kecil dengan sector atau bidang yang sama.
Keterbukaan dan transparansi
Masyarakat Indonesia pasti mendukung bisnis digital GoTo apabila dijalankan dengan tata Kelola yang baik, secara transparan dan terbuka, mereka harus  memberikan informasi keuangan secara jelas di Bursa Efek, bagaimana kinerja keuangan dan bagaimana mereka beroperasi di pasar.
Manajemen yang dikelola dengan professional dan transparan akan mendorong big high digital ini bisa mendongkrak ekonomi Indonesia dan bermanfaat bagi warga yang bisa memanfaatkan dunia kerja baik sebagai UMKM di Tokopedia  yang membuka peluang luas dan sebagai mitra dari GOJEK baik motor atau mobil.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H