Awareness:  Menyadari siapa yang menyakiti hati kita ?  Luka apa yang kita masih belum lepaskan.  Contohnya:  saya tidak menyukai ibu saya yang memperlakukan pembedaan dengan kakak saya.  Beliau sering mengatakan: "Kamu bodoh, tidak bisa pandai seperti kakakmu!" Artinya kita masih merasa sakit hati terhadap perkataan ibu yang tidak adil.
Accept: Menerima perasaan diri sendiri yang galau, kesal, marah.  Setiap orang yang kesal, sakit hati  atau sedih itu adalah normal.  Tidak perlu menghakimi diri sendiri atau justru menyembunyikan diri.Â
Dalam pelatihan yang diadakan, kita sekalian bisa mengidentifikasi perasaan dan emosi yang timbul dan tumpahkan perasaan itu di tempat atau ruang tersembunyi tanpa ada orang lain yang mendengar.
Allow:Â setelah mengindetifikasi, biarkan kita menyalurkan kekesalan itu dengan penyaluran yang tepat, misalnya menangis keras-keras, mengeluh atau memukul bantal sebagai saluran kekesalan. Hal ini dilakukan di ruang tertutup tanpa diketahui oleh siapa pun
Forgiving : merupakan pelepasan, body, mind dan soul.  Dengan kesadaran penuh dari jiwa, perasaan dan pikiran, kita mulai memaafkan orang yang pernah melukai diri kita.  Boleh dengan menangis, meratap atau sampai yang merasa "pengin muntah".  Semuanya dilepaskan untuk tidak kembali lagi.Â
Bagaimana setelah Latihan 4A dilakukan? Â Ternyata , merasakan kelegaan total yang tidak pernah dirasakan sebelumnya.
Dengan kelegaan itu ransel beban kamu jadi ringan, puasa pun dapat dilakukan dengan sangat mudah. Â Sambut Ramadan dengan detoks emosi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H