Siapa bilang bahwa setiap keluarga itu pasti memiliki relasi baik-baik antar angota keluarga .
Tidak demikian yach.  Ketika di dalam keluarga itu pendidikan karakter yang biasanya diterapkah oleh sang ibu itu tak berlaku karena sang ibu sudah meninggal dunia.  Ayahnya kehilangan cara parenting yang penting dalam kehidupan masa depan anak-anaknya. Sang ayah tak mampu  menerapkan dan membangun karakter yang kuat kepada anak-anaknya.
Pembiaran dilakukan oleh sang ayah karena menganggap anak bisa dewasa dengan sendirinya. Â Dasar karakter seperti saling membantu, saling berkorban, jujur dan tidak saling iri hati tidak pernah diterapkan sejak dini.
Akibatnya ketika anak-anaknya tumbuh dewasa, lima bersaudara itu merasa iri hati satu sama lain ,apabila ada yang sukses , yang tidak sukses merasa tidak menyukai bahkan yang tidak sukses ini berniat jahat kepada yang sukses.
 Ketika anak yang sukses ini memberikan bantuan pekerjaan kepada adiknya, justru terjadi sebaliknya, kebaikan sang kakak dibalas dengan kejahatan.  Dia mengambil uang kakaknya bahkan menghabiskannya.  Sang kakak pun terpaksa membayar hutang-hutang yang dibuat adiknya.
Bagi kita semua yang punya pendidikan moral tentu tidak boleh melakukan hal yang jahat kepada orang yang telah memberikan kebaikan kepada kita baik itu  bentuknya  bantuan baik itu moril atau pun materiil.
Justru sebaliknya kita sebisanya membalas kebaikan orang yang sudah membantu kita.  Kita tidak boleh mengambil hak atau harta orang lain dengan serakah atau dengan kejahatan .  Kita seharusnya punya etika dan moral yang dijunjung tinggi  dalam kehidupan ini untuk bisa menjaga martabat atau kekerabatan yang saling membantu dengan tulus dan tidak atas dasar materi dan keserakahan .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H