Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Daya Juang Dua Gadis Milenial, Mengubah "Sachet Plastik" Jadi "Paving Block"

26 Agustus 2020   14:44 Diperbarui: 26 Agustus 2020   14:39 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber foto: dok. pribadi)

Meskipun jumlah sampah plastik yang disumbangkan cukup banyak , tetapi mereka tidak membatasi sumbangan sesuai dengan kapasitas produksinya yaitu 80 sampai 100 persegi empat paving block per hari.
Selain itu, mereka juga mengakui bahwa tehnik pengolahan daur ulang yang mereka terapkan itu tidak akan menimbulkan problem lain seperti polusi udara karena menggunakan sistem pencacahan.

Bukti bahwa pengolahan plastik ini tidak menimbulkan polusi sudah mereka uji coba dengan berbagai metode pengolahan plastik untuk produksi paving block.

Dampak Covid-19 :

Dampaknya cukup besar dari segi operasional terpaksa harus berhenti total dari bulan Maret hingga Juli. Hal ini mengakibatkan tidak bisa direct sales dan marketing, tidak ada produksi . Perusahaan yang masih baru saja beroperasi, harus berhenti total itu sangat berdampak besar bagi keberlangsungan Rebricks. Namun, semangat kedua pengusaha muda ini tidak luntur semangatnya.

Sejak bulan Juli Rebricks mulai berproduksi dengan menerapkan social distancing .

Strategi untuk Mengatasi Lesunya Permintaan:

Tidak mau surut dengan keterpurukan dan sulitnya kondisi pemasaran setelah Covid 19, Ovy dan Novita bangkit untuk mengatasi kelesuan dengan cara sebagai berikut:

  • Mengusahakan bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan yang terkait dengan pembangunan perumahan.
  • Memperkuat marketing di sosial media dan website.
  • Masa Covid merupakan buffer time untuk mengurus sertifikasi dan dokumen-dokumen.
  • Permintaan dukungan dari pemerintah untuk kebijakan usaha daur ulang sampah plastik agar disosialisasikan kepada warga /masyarakat .


Diharapkan adanya Kebijakan circular economy dari Pemerintah.  Circular economy artinya sistem ekonomi bertujuan mengurangi dan meminimalisasi sampah sebagai penggunaan barang yang berulang kali dipakai. Penekanan circular system untuk menpersiapkan reuse, recycle dari benda-benda yang perlu didaur ulang untuk mengurangi polusi udara dan emisi karbon.

Juga Rebricks dan perusahan lainnya perlu mendapat dukungan pemerintah untuk bisnis daur ulang plastik demi keberlangsungkan usahanya. Jika tidak ada dukungan, maka semua usaha dari pihak-pihak pelaku bisnis daur ulang maupun mereka yang sudah berkecimpung bisnis daur ulang akan sia-sia saja.

Pengembangan:


Paving brick "Rebricks" itu memiliki 2 layer. Layer yang paling atas yang sering kena cuaca, tidak mengandung plastik sedangkan layer paling bawah itu ada campuran sachet atau MLP untuk mengatasi risiko mikroplastik.

Pada bulan Juni, perusahaan telah berhasil menguji produk baru di B4T Kementerian Peridustrian dengan hasil kekuatan 250 kg/cm2 ke atas. Walaupun sekarang ini belum masuk sebagai kriteria SNI, akan segera diusahakan untuk masuk ke grade B, cocok untuk parkir, pedestrian, dan taman.

Di akhir pembicaraan saya dan Ovy, saya terus menyemangati perjuangan untuk tetap pada nyala cita-cita semangat untuk bisnis eco-friendly ditengah lesunya permintaan paska pandemi dan dukungan dari pemerintah dan warga masyarakat Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun