Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Langkah Lingkungan Perkecil Risiko Keamanan

11 Juni 2020   17:38 Diperbarui: 11 Juni 2020   17:46 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keamanan di lingkungan rumah saya dulunya aman. Artinya hampir tidak ada pencurian atau kejahatan penjambretan dan pengambilan barang.

Namun, jelas puasa tahun lalu, tetangga depan rumah saya, pulang dari tawarih, lalu memarkir mobil didepan rumahnya. Hanya berjarak l/2 jam saja, ternyata ketika dia mau mengambil laptop yang diletakkan di dalam mobilnya, sudah menghilang beserta tasnya.

Bukan hanya itu beberapa minggu kemudian,  luar biasa mobil saya yang di parkir di "car port", keeesokanan harinya kaca belakang secara utuh bisa hilang. Kaca belakang itu diletakkan di got oleh pencurinya. Apa yang dicuri? Ternyata karena pencuri tidak menemukan barang berharga, dia ambil dashboard, diangkat, sehingga depan mobil seperti aneh tanpa dashboard.

Rupanya jelang Lebaran, kejahatan terus meningkat. Di lingkungan saya yang terdiri dari 2 RT, dan ada sekitar 70  keluarga, keamanan hanya mengandalkan 4 satpam. Luas areanya yang terpisah-pisah, membuat 4 satpam dengan dua jam shift itu sulit untuk konsentrasi.

Oleh karena itu, Pak RT dan beberapa warga yang terlibat dalam pengurus seperti keamanan dan kebersihan Lingkungan mengadakan rapat. Memang ditengarai di sepanjang pagi hingga malam hari itu ada orang-orang yang sering dipanggil preman itu, bekerja sebagai tukang parkir liar. Di depan gang kami ada ruko-ruko dan dibalik ruko juga ada ruko. Jadi tukang parkir liar itu bertindak sebagai pemalak untuk meminta parkir tanpa adanya karcis sama sekali.

Hasilnya adalah portal yang berada di gang tempat saya tinggal diportal terus dari pagi seterusnya kecuali ketika truk sampah datang, dibuka sebentar lalu ditutup lagi.

Satu gang yang aksesnya terbuka dengan jalan umum, sama sekali tidak dapat ditutup. Terpaksa tidak dapat dilakukan apa-apa.

Nach, gang dimana ada pos satpam itulah jadi tempat satu-satunya bagi warga di gang saya berada, untuk masuk dan keluar.  

2 satpam dengan jam kerja dari pagi hingga sore berada di pos satpam, dan 2 satpam berikutnya berjaga pada jam 17 hingga pagi hari.  

Yang mencengangkan bagi saya sebagai warga adalah satu papan kecil yang bertuliskan "Lingkungan ini dimonitor oleh CCTV". Papan bertulisan itu diletakkan di antara portal gang kami. 

Sedikitnya dengan pemasangan papan ini ada perubahan yang berdampak di lingkungan kami. Beberapa orang yang sebelumnya tidak pernah datang ke tempat kami, lalu melihat tulisan itu, segera menanyakan: "Wah, bu jika ke gang Ibu, ada CCTV-nya, hebat yach!" Beruntung pertanyaan itu tidak dilanjutkan dengan "Di mana sich CCTV-nya?"

Saya sendiri sangat bingung apabila ada yang bertanya dimana CCTV-nya. Sudah saya coba lihat ke kiri kanan sekitar rumah kami semua, tidak ada pemasangan CCTV yang kecil sekali pun.

Pernah saya bertanya kepada bendahara RT, apakah benar dipasang CCTV di RT kami? "Dari mana uangnya dan siapa yang bisa mengurus hard disk CCTV?" dia justru balik bertanya kepada saya.

Saya pun manggut-manggut dengan taktik dari Pak RT. Rupanya dalam keterbatasan dana kas RT, dia punya cara cerdik untuk tetap menjaga keamanan lingkungan tanpa harus mengeluarkan dana.  Benar-benar ampuh karena setelah adanya pemasangan papan pengumuman itu, hampir tidak ada pencurian terjadi lagi.

Saya harus acungkan tangan kepada pak RT yang memang orangnya aktif, partisipatif dan banyak ide dalam penanggulangan keamanan dan kesehatan itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun