Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Kiat agar Pengusaha Bisnis Kecil Bertahan di Saat Pandemi

10 Juni 2020   21:14 Diperbarui: 11 Juni 2020   16:45 1031
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hampir semua bisnis terpukul dengan adanya pandemi Covid. Jika saat Krisis tahun 1998 dan 2008, krisis global, justru UKM yang dapat bertahan walaupun goncangan hebat itu karena kondisinya adalah masalah global dan mereka masih punya "market" untuk melayani permintaan.

Sekarang kondisi berbeda. Semua usaha atau bisnis dari yang kecil sampai besar terpukul karena tidak adanya permintaan, produksi berhenti, dan akhirnya cashflow pun tak ada pemasukan.

Pebisnis kecil pun pusing dengan pekerjanya yang harus digaji. Tidak ada order/pesanan, tidak ada pemasukan, tidak ada  pemasukan, justru pengeluaran untuk gaji karyawan dan pembayaran biaya-biaya ke supplier yang mungkin belum sempat dibayar.

Lalu, bagaimana pebisnis kecil dapat bertahan di saat turbulensi pada sisa tahun 2020 mendatang?

Hampir tidak ada jawaban yang  pasti untuk agar bisnis bisa bertahan. Tetapi ada beberapa poin untuk memulai implementasi dan rencana paling sedikit 3 hulan ke depan:

1. Jangan panik, jaga dirimu dan tetap tenang:

Sulit membayangkan untuk tetap tenang, sementara dana atau uang tunai makin berkurang. Ingatlah dengan menenangkan diri, makan dengan baik, dan tetap berlatih olahrga, Anda akan tenang berpikir dan akhirnya mendapatkan mindset yang terbuka untuk bisa mendapatkan ide inovasi dan bergerak ke depan.

Dalam menghadapi keputusan yang sulit, ambil waktu untuk menyeimbangkan anda dengan pikiran anda sebelum mengambil keputsan drasis. 

Dalam situasi yang berubah menjadi dinasi dan berubah secara drastic, kadang-kadang, mengambil langkah mundur untuk mengases atau menghitung kembali, bertanya pendapat kepada orang yang dapat dipercaya, bahkan untuk tetap teguh dalam suatu perpektif yang benar sangat membantu. Anda akan merasa lebih nyaman, Anda tidak sendirian dalam masalah sulit ini. Mintalah bantuan atau support dari orang yang dapat memberinya kapan pun dan dimana pun.

2. Mencari Sumber Dana yang difasilitasi oleh Pemerintah atau Lembaga Keuangan:

Hampir semua negara di dunia ini, pemerintahnya akan membantu atau support dari pengusaha kecil yang berkaitan dengan transaksi berdasarkan harian.  

Bantuan dari Pemerintah yang disalurkan mungkin dalam bentuk stimulus relaxasi pembayaran angsuran kredit atau bantuan dana untuk sejumlah dana untuk modal kerja.

Bahkan ada lembaga keuangan yang punya kebijakan "social responsibility"membantu untuk dana talangan.  Paket dana stimulasi yang mungkin disalurkan oleh Pemerintah perlu dicermati.

3. Buatlah rencana keuangan tiga bulan:

Untuk bisnis kecil biasanya punya pola pengeluaran yang sama seperti gaji karyawan, sewa tempat/kantor, dan pembayaran listrik dan lain-lainnya. 

Anda perlu bicara kepada supplier atau pemilik sewa kantor/tempat usaha, option atau alternatif apa yang dapat dipertimbangkan untuk pembayaran, apakah bisa ditunda, atau dikurangi karena tidak adanya pemasukan bisnis sama sekali. 

Anda juga harus mempertimbangkan dengan cermat rencana pembayaran untuk bisnis yang lainnya, (misalnya anda punya dua bisnis), keduanya juga harus direncanakan secara matang, sehingga kedua bisnis ini mana yang difokuskan.

Apabila bisnis ini menyangkut dengan keuangan pribadi yang juga tidak ada pemasukan sama sekali, Anda perlu bicara dan berdiskusi dengan keluarga bagaimana cara mengeluarkan pembelanjaan tiga bulan ke depan.

Biaya apa saja yang dapat ditunda?

Jika Anda bekerja sama dengan teman sebagai partner kerja sama, bicarakan dengan terus terang tentang rencana jangka pendek dan jangka panjang untuk bisnis.

Anda juga dapat memotong biaya yang tidak diperlukan. Biaya terbesar biasanya adalah gaji karyawan dan sewa kantor/tempat.

Mungkin Anda harus mengganti karyawan tetap dengan karyawan "freelance" dan menggunakan kantor yang kecil, atau sewa "co-working space" yang memiliki pembayaran yang flexible.

4. Cari Solusi atau kesempatan lain:

Inilah saatnya untuk memikirkan kembali apa yang telah Anda kerjakan untuk usaha Anda. Apakah bisnis anda dapat bertahan dengan perubahan setelah pandemic Covid? Apakah customer dapat menjadi pelanggan tetap?  

Apakah Anda dapat mengakomodasi ekspektasi dari harapan customer, jika tidak, bagaimana sebaiknya?  Apakah Anda dapat mengubah pola penjualan dari offline menjadi online? Apakah Anda juga dapat menggunakan teknologi untuk mengurangi kerugian yang Anda derita dengan menemukan cara terbaru untuk tetap terhubung dengan kustomer.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun