Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Serbuan Warga Amerika dengan Mobil Mewah di FoodBank, Konsumerisme yang Salah?

25 Mei 2020   10:53 Diperbarui: 26 Mei 2020   18:54 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Offgridsurvivial.com

Pernahkan Anda mendengar kutipan "The American dream: A happy way of living that is thought of by many Americans as something that can be achieved by anyone in the U.S. especially by working hard and becoming successful. - Merriam Webster's Dictionary"

Pergeseran kemajuan zaman dan teknologi dianggap  sebagai salah satu dari perubahan gaya hidup manusia.  Terutama di negara besar atau kota besar. Gaya hidup dapat bersifat positif maupun negative, tergantung dari yang melakukannya.

Namun, jika konsep gaya hidup itu sudah menjadi kebiasaan buruk terutama dalam menggunakan dan membelanjakan uang pendapatannya.    

Konsumerisme atau konsumtif adalah bagian dari gaya hidup yang jadi tren ketika orang sering ingin ikut "tren" dalam kelompok manusia "modern".Contohnya di Jakarta, sekarang menjamur kafe kopi, orang tak segan untuk "hang out" untuk sekedar minum kopi.

Kecenderungan manusia untuk membelanjakan uang itulah yang disebut dengan gaya hidup, sedangkan kepribadian lebih merujuk kepada karakteristik internal.

Sulitnya jika gaya hidup itu jadi gaya hidup konsumerisme, dimana uang yang didapatkan itu dibelanjakan tanpa memperhitungkan kondisi ekonomi tidak selamanya baik.  

Ketika orang yang punya pendapatan tetap maupun tidak tetap itu tak punya lagi tabungan, lalu terjadi pandemi Covid-19, maka bencana berikutnya adalah kelaparan.

Beberapa hari yang lalu saya melihat satu video yang sangat mencengangkan bagi saya.   Seorang reporter dari BBC sedang meliput bagaimana sebagian besar dari warga New York,  melaporkan bagaimana covid-19 memperburuk kondisi ekonomi Amerika Serikat, banyak warga kena PH. 

Lalu, mereka yang kena PHK itu terlihat sedang mengantri panjang dengan mobil mewahnya , ada mercy, pouched an lainnya.   Saya sendiri tertegun, demikian juga reporternya sama.  

Kenapa orang yang punya mobil mewah harus mengantri makanan di Food Bank.  Seperti diketahui,  Pemerintah Federal berikan bantuan makanan baik kaleng maupun sayuran di suatu Food Bank.

Dari percakapan reporter dengan dua pengendara mobil mercy , porche  model terbaru,  mengapa mereka ikut antrian mengambil makanan?   Dijawab dengan tegas bahwa mereka harus bayar  berbagai keperluan seperti gas, listrik dan lainnya, jadi tak ada uang untuk makanan.

Sedemikian parahkan mereka tak punya uang?   Jika ditilik lebih lanjut, ternyata  mobil-mobil baru yang mewah itu dibeli bukan dengan tunai, tetapi dengan cara kredit.    

Bukan hanya mobil saja yang dibeli kredit, tetapi hampir semua keperluan dibeli dengan cara kredit, mulai rumah, sekolah, baju, barang-barang konsumtif lainnya.   Penggunaan kartu kredit sudah terbiasa, bahkan dari makan dan minum di kafe pun , bayar dengan kartu kredit.

Saya sedang membayangkan, apabila Amerika itu memang terbuka dan mudah untuk mendapatkan pekerjaan ketika fresh graduate mencari pekerjaan. Jadi ketika para mahasiswa yang telah lulus dengan biaya pinjaman dari pemerintah Amerika, maka dengan mudah mereka cari pekerjaan.

Tapi mereka lupa ketika sudah bekerja, "way of life" yang disebut konsumerisme itu  jadi gaya hidup yang sangat luar biasa untuk pembelanjaan tanpa pernah berpikir nabung.

Pendapatan dari orang yang bekerja itu dipakai untuk menyicil semua hutang, hutang sekolah, hutan kartu kredit, hutang bayar premi asuransi.

Ketika  ekonomi terhenti /terpuruk akibat Covid-19, orang yang tadinya bekerja, tidak bekerja, tidak punya pendapatan sama sekali, sementara pembelanjaan untuk makan tidak bisa ditunda, tapi uang tidak ada, satu-satunya jalan adalah minta atau ambil dari food bank.

Cara hidup ini memang tidak bisa dibiarkan terus karena memang di satu sisi, cara Amerika menggerakan ekonomi dari besarnya konsumsi retail dari warganya (seperti di Indonesia juga sama). Hanya masalahnya adalah warga yang punya pendapatan itu sama sekali tidak punya dana cadangan untuk mengcover kehidupannya ketika ekonomi tidak baik.  Warga ambruk jika tidak ditolong oleh Pemerintah dengan bantuan.

Pelajaran yang sangat berharga bagi kita semua adalah  ekonomi tidak selalu berjalan dengan baik selamanya, punya dana cadangan atau emergency fund adalah satu-satunya jalan agar kita tidak terpuruk lebih dalam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun