Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Aksida Ekmek", Tradisi Berbagi dari Turki Sarat Makna

11 Mei 2020   14:34 Diperbarui: 11 Mei 2020   14:38 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari itu,  saya menerima sebuah video singkat berdurasi hanya 3 menit dari whatsapplication sebuah grup.  Video itu aslinya  ditayangkan oleh Diyanet TV, stasiun televise yang dikelola Kantor Urusan Agama PEmerintah Turki.

Sebuah tayangan yang berdurasi singkat sekitar 4 menit, mengungkapkan sebuah tradisi berbagi di Turki yang datangnya dari dua potong roti, dibayarnya dua roti, tetapi diambil satu sebagai "askita ekmek" (Roti yang ditangguhkan).

Dalam tayangan itu ada sebuah kedai roti sederhana yang letaknya di jalan besar.  Kedai roti itu bukan sebuah kedai tertutup seperti di Indonesia, tetapi terbuka sehingga apa yang dijajakan itu akan terlihat oleh pembelinya. Seperti di Indonesia lapak yang didirikan dengan dorongan, tetapi kedai ini tempatnya tetap.

Pemilik kedai roti seorang bapak separuh baya yang badannya cukup subur.   Letak kedai kopi di tepi jalan besar.   Di bagian depannya untuk memajang roti khas Turki yang dinamakan Ekmek. 

Di atas roti yang dipajang ada tempat keranjang  gantungan di tiang sisi kanan untuk meletakkan roti donasi.  Di bagian belakang terdapat tungku besar untuk memanggang ekmek.  

Roti donasi ini adalah bagian terpenting dari cerita ini. 

Roti Ekmek adalah roti yang jadi santapan sehari-hari orang Turki.  Seperti layaknya orang Indonesia setiap hari makan nasi.  Jadi tanpa ekmek,  orang Turki serasa belum makan.

Ketika seorang pria muda datang ke toko Ekmek.   Dia berkata kepada pemilik toko: "Saya mau beli 8 ekmek", ujarnya.

Pembeli Ekmek sembari menyerahkan uangnya".    Ketika uang telah diserahkan, dia mengambil 4 buah roti ekmek.   Pemilik toko segera mengatakan kepadanya : "Tuan, anda membayar untuk 8 ekmek, tetapi hanya mengambil 4 ekmek!"

Pembeli muda itu segera menjawab dengan lugas: "Letakkan 4 ekmek itu ke dalam keranjang gantungan!"

Segera pemilik toko pun membalasnya dengan ucapan   "Semoga amal ibadahmu diterima! Lalu dia meletakkan ke empat ekmek itu ke keranjang ekmek untuk didonasikan kepada orang yang membutuhkannya.

Dari episode selanjutnya,  ada seorang perempuan setengah baya datang menghampiri toko Ekmek.   Dia langsung mendekati pemiliknya.

Pemilik toko mengira bahwa perempuan itu akan membeli ekmek.   Namun, ternyata perempuan itu menunjukkan tangannya ke keranjang ekmek yang digantung.

Sambil menunggu pemilik toko Ekmek membungkus ekmek untuk dirinya,  dia pun berdiam diri di luar.  Dia mengetahui bahwa dia seorang papa yang belum bisa membeli ekmek karena tiada uang untuk membeli.

Lalu pemilik toko itu menyerahkan 4 buah ekmek kepada perempuan itu.   Saat perempuan itu melihat bahwa  ada 4 ekmek di dalam tasnya,  dia mengembalikan dua ekmek kepada pemilik toko.

Perempuan itu mengatakan:  "Saya hanya membutuhkan dua ekmek saja.  Serahkan sisa 2 ekmek  ini kepada yang membutuhkan.   Saya berjanji jika kondisi ekonomi saya membaik maka saya akan mengembalikan dua ekmek yang saya makan ini ke tempat gantungan itu supaya ada orang lain yang membutuhkan bisa makan".

Selang beberapa lama kemudian, janji perempuan itu benar-benar ditepati.   Dia dengan muka yang ceria dan baju yang sangat bagus datang ke toko ekmek.

Pembeli toko Ekmek sudah lupa kepada perempuan itu.  Lalu dia bertanya: "Mau membeli berapa?"

Dia menjawab: "Saya mau membeli 2 , tetapi saya akan membayar 4,  serahkan dua ekmek itu ke keranjang .   Saya pernah berjanji jika saya sudah sanggup untuk membeli, maka saya akan ganti dengan apa yang telah saya terima!"

Uang itu diserahkan kepada pemilik toko Ekmek sembari menghitung.  Dia langsung ingat perintah perempuan , dia hanya beli 2,  langsugn dibungkusnya 2 roti ekmek untuk perempuan itu dan 2 ekmek lainnya dia letakkan di keranjang  untuk diambil atau serahkan kepada mereka yang butuhkan.

Itulah satu pengajaran tentang "Membagi" yang tak terputus.   Ada yang menerima dan ada yang memberi, dalam agama Islam tentu ada hadisnya .

Namun, saya juga belajar untuk proses "membagi" itu ada makna dimana apabila kita menerima dari kelebihan orang lain, maka kita pun diminta untuk mengembalikan kepada orang lain saat kondisi kita sudah mencukupinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun