Bagi anak, kemungkinan terjadinya anak yang stunting karena gizi yang kurang di masa Covid-19 ini dimungkinkan. Â Apalagi jika orangtua merasa belum menginginkan bayi, tapi terjadi kecelakaan kehamilan, jadilah "anak yang diinginkan". Â Ini merupakan malapetaka bagi anak. Â Secara psikologis perekembangan tumbuh kembang anak jadi masalah besar.
Bagi Indonesia, Â masalah pertumbuhan penduduk yang tinggi, jadi masalah ekonomi dan sosial yang menambah beban Pemerintah karena penduduk baru itu perlu makan yang bergizi, apakah orangtuanya layak ekonominya untuk menyediakan makanan berigizi, Â fasilitas untuk baby booming untuk pekerjaan, apakah Pemerintah sudah menyiapkannya.
Daya dukung dari pemerintah daerah , jika jumlah penduduknya sangat padat, tapi lapangan pekerjaan minim. Apakah adanya baby booming akan menguntungkan atau merugikan?
Semuanya harus dipikirkan oleh semua stakeholder. Pemerintah belum terlambat untuk tetap ingat adanya kehadiran baby booming yang tidak diinginkan dengan tetap sosialisasi untuk warga untuk ber KB dan tenaga KB tetap aktif mendatangani akseptor dengan protocol "physical distancing".
Di samping itu Pemerintah dapat memberikan bantuan sosial dengan alat KB apabila  ada para akseptor yang tidak mampu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI