Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ide Kreatif untuk Menulis Jurnal Pandemi?

19 April 2020   17:27 Diperbarui: 19 April 2020   19:06 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jurnal Sumber; IDN Times

Pandemi Covid-19 adalah pengalaman yang tidak pernah saya lupakan , juga saya percaya bagi setiap orang.   Bagaimana pandemic itu bisa melumpukan semua kegiatan yang dulunya lebih banyak ke luar rumah, sekarang berubah menjadi tinggal di rumah.

Suatu kegiatan di luar rumah yang memang butuh energy, waktu dan menyenangkan karena ada kegiatan sosial didalamnya.

Sekarang berganti dengan suasana yang begitu sepi, cukup dengan keluarga di ruang kecil (maklum tempat kerja saya ruangannya cukup 2 x 3 meter saja). 

Ketika hampir tiga minggu telah lewat, saya baru menyadari bahwa ada banyak pengalaman jasmani, rohani dan mental yang cukup bisa dituliskan lewat sebuah jurnal. 

Kenapa sebuah jurnal?  Karena jurnal akan membuat kesehatan mental saya tetap terjaga di masa pandemi ini.  Ketika mengalami depresi, sepi dan bahkan merasa ngeri ketika suami kena flu berat, rasanya kekhawatiran yang memuncak sehingga tidak bisa tidur semalam. 

Ketika ada kegundahan bagaimana jika saya  merubah ritme kebiasaan untuk senam, belanja di luar rumah.  MEnulis dalam jurnal merupakan suatu psikoterapi yang saya percaya akan banyak bermanfaat untuk menenangkan pikiran, mengatur pikiran dan membuat pikiran lebih jelas dan mengubah kecemasan dalam bentuk tulisan yang bisa membuat saya lebih tenang.

Jika sebelumnya ada kegiatan sosial yang bisa dilakukan dengan melayani atau mendatangi orang-orang usia lanjut dan sakit, sekarang hanya bisa mendatangi dalam doa. 

Jika saya sangat kecewa sekali dengan gagalnya rencana pertemuan dengan kakak saya satu-satunya, di negara kincir,  yang telah hampir 7 tahun kami tidak bertemu. Begitu lama kami merencanakan, tapi gagal hanya karena covid.

SEmua perubahan ini akan saya buat dalam satu jurnal yang saya sebut dengan jurnal pandemic.

Sebenarnya sudah terlambat karena sudah tiga minggu berjalan, tetapi saya masih sedikit mengingat suka duka perubahan yang harus dilalui selama masa pandemic ini.

Jurnal ini bukan jurnal ilmiah yang perlu riset dan pendalaman materi.  Tetapi lebih kepada perenungan bahwa  kini saatnya berubah sesuai kondisi yang ada.

Saya mendapat "insight " dari seorang professor dalam psikologi, Dono Baswardono  cara menuliskan jurnal psikoterapi untuk diri sendiri.

Bagi sebagian besar yang pernah buat jurnal mungkin hanya beberapa menit saja sudah selesai. Tetapi bagi yang belum pernah melakukan, perlu perenungan .   Perenungan apa yang akan saya tulis, menggali pertanyaan sulit apa yang ada dalam pikiran, perasaan kita ketika berhadapan dengan pandemi .  Juga pandangan kita tentang pandemi sehingga kita dapat memahami kita sebagai manusia tak bisa luput dari pandemi ini dan saya akhirnya dapat menemukan diri saya sendir.

Ada jembatan yang mempermudah agar dapat menciptakan jurnal sederhana dengan "Journal Prompt" yang dibuat oleh beliau (Pak Dono).  Namun, bagi saya sudah menentukan tema "Jurnal Pandemi" tentunya saya akan membuat bahasan tentang pandemi , bagaimana saya dan keluarga terus berjuang untuk meningkat kesehatan diri dan kesehatan mental selama pandemi.

Setelah saya punya judul Jurnal Pandemi, saya harus menentukan poin-poin tema untuk Pandemi Covid:

  • Apa saja perubahan yang terjadi dalam hidup saya sejak pandemic terjadi?
  •  Siapa yang paling saya rindukan ketika saya tidak bisa bertemu?
  • Dalam pandangan saya apakah dampak positif pandemic terhadap kesehatan mental, lalu saya akan ceriterakan.
  •  Juga dampak negative pandemic terhadap kesehata mental.
  • Selain itu dampak positif pandemic bagi dunia ?
  • Adakah perubahan baru yang saya alami? Lalu saya akan menceriterakan satu persatu.
  • Apakah perilaku saya akan berubah setelah pandemic itu berakhir?
  • Bagaimana saya menghabiskan waktu selama ini?
  • Apakah saya memepelaria tentang diri saya sendiri?
  • Apakah kekecewaan,ketakutan dan kecemasan terbesar ketika muncul pandemic?
  • Dengan cara yang bagaimana saya dapat mengatasi kecemasan?
  • Apa saja bantuan yang saya lakukan kepada orang lain, masyarakat?
  • .Ketika rambut saya sudah mulai gondrong dan tempat perawatan,salon sudah tutup, apa yang harus saya lakukan agar kekesalan terhadap rambut ini tidak mempengaruhi kehidupan jiwa, mental.
  • Bagaimana saya membantu teman yang jadi ODP?  Sulitnya kami sama-sama punya kerentan untuk saling menularkan dan fisik yang tidak sehat..Bagaimana covid-19 ini akan mempengaruhi kehidupan saya di masa depan?

Begitu banyak hal yang bisa dituangkan dalam jurnal.  Tentunya saya harus menyusun dan membuat hari demi hari sesuai tema dari telah saya tentukan di atas.

Inilah bagian dari perjalanan kehidupan yang telah dan akan saya lewati.  Tentu ini bukan cerita kehidupan keseluruhan, tetapi hanya bagian dari hidup yang cukup penting untuk tidak dituliskan.

Bagaimana dengan jurnalmu?

Sudah siap menuliskan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun