Apa yang ada di benak kita  saat perjalanan yang telah  kita rencanakan dengan sangat matang, tiba-tiba harus diundurkan atau harus dibatalkan?
Rencana  untuk  bisnis maupun pribadi pasti dimiliki oleh siapa pun.  Rencana itu ada yang telah dipersiapkan sejak satu, dua atau tiga bahkan enam bulan sebelumnya.Â
Lalu, ketika tiba-tiba Covid-19 dan penyebarannya itu sedang menuju ke puncaknya,  pembatalan demi pembatalan  oleh penumpang dilakukan. Akibatnya jumlah penumpang KAI dan pesawat udara menurun drastis.
Mulai dengan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) atau yang dikenal dengan KAI, mulai membatalkan perjalanan 103 perjalanan  KA Jarak jauh mulai 2 April hingga 1 Mei 2020. Sehingga tiap hari turun dari 532 KA per hari jadi 429 KA per hari.   Alasan pembatalan adalah untuk memutus rantai penyebaran virus corona atau penyakit COVID-19.
Pembatalan itu dilakukan secara bertahap, mulai 21 Maret 2020 (tahap 1),  26 Maret 2020 (tahap 2) dan 1 April  2020 (Tahap 3). Â
Rincian KA yang dibatalkan dengan tahap 3 adalah 72 KA Jarak Jauh dan 31 KA Lokal , total 103 perjalanan KA.
Sisa perjalanan KA mulai 2 April hanya 429 KA , 182 KA Jarak jauh dan 247 KA Lokal.
Rata-rata yang dibatalkan untuk tujuan Cirebon, Bandung, Surabaya, Jogyakarta, Semarang, Kutoarjo.  Sebelum terjadi pembatalan dari pihak KAI,  pengurangan  penumpang yang membatalkan diri sebanyak 70%.
Bagi yang terkena pembatalan, penumpang dapat melakukan refund atau pengembalian bea tiket sebesar 100 persen di luar bea pesanan.
KAI tidak memberikan option untuk pengalihan untuk penumpang yang batal perjalannya ke KA lainnya. Â Dianggapnya penumpang dapat melakukan pengalihan secara mandiri.
Memang pembatalan agak terkesan terburu-buru, KAI baru memberikan pengumumannya tanggal 25 Maret 2020, Â tetapi fenomena kenaikan tingkat penyebaran Covid-19 ini sudah pada level yang mengkhawatirkan. Â Oleh karena itu untuk mengurangi mutasi orang dari Jakarta ke daerah maupun dari daerah ke Jakarta, Â lebih baik untuk mengurangi bahkan menutupnya.
Proses Pembatalan Kereta Api
Sebelum April, sudah ada 28 rangkaian kereta api jarauh jauh yang dibatalkan, 17 kereta berangkat dari Stasiun Gambir, 9 dari Stasiun Pasar Senen dan 2 dari Jakarta Kota.
Untuk  penumpang yang terkena dampak pembatalan kereta api dapat mengajukan pengembalikan tiket secara online di aplikasi KAI Access versi terbaru.   Di samping itu, pembatalan juga dapat dilakukan di loket  stasiun pembatalan sepeti Stasiun Gambir, Pasar Senen, Jakarta Kota, CIkampeng, Bekasi,Rangkasbitung, Serang dan Bogor Paledang.  Â
Syarat-syarat untuk pembatalan dapat dibaca melalui KAI Access online versi terbarunya.
Proses PEmbatalan Pesawat:
Beda pembatalan antara kereta api dan pesawat.  Sejak adanya Covid-19, penumpang pesawat langsung turun drastis.  Dulunya  jumlah penumpang  bisa mencapai hampir 80%, tetapi  sejak covid-19, jumlah penumpang bisa turun karena pembatalan hingga 20% sekali penerbangan.
Dampaknya maskapai pasti akan merugi jika tetap dilakukan penerbangan.  Oleh sebab itu  maskapai pun mulai mengurangi penerbangan baik domestic maupuk internasional.  Semakin banyak pembatalan penerbangan pun , sehingga penutupan airport  di terminal 1 hanya digunakan Sub Terminal 1A untuk rute domestic dengan maskakpai Lion Air dan AIrfast Indonesia.  Juga untuk terminal 2 pun hanya 2D dan 2E.  Semua penerbangan internasional dialihkan ke Terminal 3.
Hampir semua penumpang pesawat yang punya rencana berangkat di bulan akhir Maret atau April hingga Mei,  terpaksa melakukan pembatalan  atau reschedule.
Namun proses pembatalan atau refund dan reschedule dari masing-masing maskapai itu satu sama lainnya berbeda.
Jika penumpang ingin melakukan pembatalan biasanya akan dikenakan biaya pembatalan (walaupun dalam kondisi darurat). Â Sistem pembatalan tiket maskapai juga dilihat dari jenis tiket (refundable atau non-refundable). Â Apabila menggunakan non refundable (biasanya kelas ekonomi), terpaksa hangus jika dibatalkan.
Apabila penumpang ingin mengajukan reschedule pun harus diperhatikan ada biaya untuk perbedaan kelas dari tiket pada saat pemesanan pertama dengan tiket yang akan diajukan. Selain biaya perbedaan kelas, juga ada tambahan counter tax .
Dalam kondisi yang serba tidak ada kepastian, sebaiknya memang tidak bepergian ke mana-mana.  Namun, apabila kondisinya  tiket itu tidak bisa direfund sama sekali dan tiket yang dibeli itu cukup mahal, maka jalan satu-satunya adalah reschedule.
Teringat kepada pepatah "Manusia boleh berencana, tetapi Tuhan yang menentukan". Â Segala rencana memang manusia dapat mengaturnya dengan segala baik. Â Tetapi kembali kepada kondisi yang kadang-kadang kita terbentur pada hal yang tak terelakan.
Selalu harus kembali kepada perencanaan yang matang, tapi kita menyerahkan rencana kita kepada yang Maha Kuasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H