Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Menebar Kebaikan di Tengah Kepanikan Covid-19

18 Maret 2020   18:16 Diperbarui: 19 Maret 2020   05:16 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapakah yang pernah berpikir bahwa manusia di dunia ini dikalahkan dan ditaklukkan oleh virus bernama Covid-19?

Tidak pernah terpikirkan bahwa segelintir virus baru berukuran hanya sekitar 27-34 kilobase, tapi kekuatannya mampu menaklukan dunia dalam waktu yang singkat begitu hebatnya.  

Dimulai dari Wuhan, Cina di awal 2020, sekarang ini sudah menyebar di berbagai belahan dunia. Tercatat 162 negara dan 183.202 orang terinfeksi dengan angka kematian 7.177 orang. Saat saya menulis ini, di Indonesia yang telah terpapar covid-19 mencapai 227 orang.

Virus yang dahsyat penyebarannya dan begitu super cepatnya mampu mematikan orang-orang yang terpapar hingga menyebabkan kematian. Virus itu juga menimbulkan ketakutan, kekhawatiran, dan dapat mengubah total rencana yang telah dibuat oleh manusia.

Beberapa negara harus menutup dan mengisolasi warganya agar penyebarannya tidak makin besar. Lockdown diterapkan, membuat warga di dalamnya seperti orang pasif yang tak mampu berbuat apa-apa.  

Mereka harus beraktivitas dalam lingkup yang sangat kecil, rumah kediamannya sendiri. Manusia kembali menjadi mahluk homines soli yang tak bisa bersosialisasi satu dengan yang lainnya.

Perubahan total sikap manusia terjadi ketika Covid-19 itu dinyatakan WHO sebagai pandemi. Ada yang bersikap negatif, kehilangan toleransi, melakukan panic buying, kekhawatiran yang berlebihan.

Melihat sesamanya yang sedikit sakit flu saja sudah dianggap membawa penyakit. Sikap rasis pun tak terelakkan (khususnya di Eropa) di mana ada yang mendiskriminasi orang-orang Asia karena memang virus tersebut berawal dari Asia, tepatnya Cina.

Namun, ada sikap positif yang juga timbul karena adanya virus corona itu. Mereka sadar bahwa di luar kekuatan manusia ada kekuatan yang tak terselami yang begitu dahsyat, yaitu toleransi dan heroisme.

Seperti dokter paru yang lanjut usia (80 tahun), Dr. Handoko Gunawan serta dokter bersama perawat lainnya, atau sukarelawan yang membuat hand sanitizer bersama dengan tim kimia UI, menyiapkan tempat cuci tangan di tempat publik.

Produksi Hand Sanitizer

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun