Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

[Event Semarkutiga] Anak Kecanduan Gadget, Apa Tips Bagi Orangtua?

6 Februari 2020   09:11 Diperbarui: 6 Februari 2020   14:07 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai orangtua di dunia digital, seberapa siapkah Anda untuk menghadipinya? Bukan hanya soal seberapa pengetahuan Anda tentang dunia digital tetapi bagaimana dunia digital itu mempengaruhi kehidupan anak .

Dunia digital sering dikatakan sebagai pedang bermata dua. Mempengaruhi dampak positif tetapi juga dampak negatif. Ketika Google melihat hasil dari survei analyticalnya ternyata hampir seluruh orangtua di Indonesia tak peduli dengan apa yang diakses anak-anak mereka di dunia internet.

Ini terbukti bahwa hanya segelintir orangtua di Tanah Air menggunakan fitur perlindungan untuk berbagai produk Google. Pertanyaan yang menggelitik datang dari sebagian orangtua, "Loh ini zamannya digital, anak harus diperkenalkan sedini mungkin, nanti akan ketinggalan zaman".

Anggapan bahwa orangtua harus memberikan gadget sedini mungkin dibantah oleh beberapa orang yang sudah berkecimpung dalam dunia digital bahkan jadi founder seperti Marck Zuckerberg dan Bill Gate. Bill Gate hanya memberikan izin anaknya untuk memiliki gadget pada usia 14 tahun, itu pun dengan fitur-fitur yang diperbolehkan. Demikian juga dengan Steve Job melarang anaknya untuk gunakan gadget di keluarga, waktu makan dan tidur.

Lalu mengapa penting sekali membatasi anak atau buah hati dari keterikatan pada dunia maya? Ayah bunda harus mengetahui bahwa penggunaan gawai untuk berselancar di dunia maya secara berlebihkan dapat berisiko kepada:

Resiko candu gadget: 

1.Gangguan Fisik:

- Gangguan mata : resikonya mata semakin kabur

- Gangguan tidur : sulit tidur

- Gangguan Konsentrasi: tidak mudah berkonsentrasi

- Gangguan pencernaan

2. Gangguan Perkembangan Bahasa dan Sosial

- Resiko tertundanya perkembangan bicara bahasa pada anak-anak

- Pergaulan menjadi terbatas

- Mengurangi kualitas bersama keluarga

3. Paparan Konten yang tidak sesuai dengan tahap perkembangan anak:

- Konten Asusila

- Konten Bahasa vulgar

Yang perlu dipahami oleh orangtua terkait dunia Maya:

1. Media sosial: Facebook, twitter, instagram

2. Market Place

3. Aplikasi Pesan Singkat: Whatsapplication, Line

4. Game online

Apa yang harus dilakukan orangtua untuk mencegah anak kecanduan gawai?

- Parental Control

- Save Search

- Privacy Control

Parental Control: 

Sebelum memberikan gadget atau gawai kepada anak, pastikan bahwa kita mengenal anak memiliki aplikasi apa saja, siapa folllowernya, apa yang sering diupload oleh anak, apa yang sering dlihat oleh anak . Setiap aspek itu ada bahaya jika kita tidak mengetahui, tiba-tiba anak punya teman dari dunia maya yang merupakan serong paedofil.

Ada juga yang curhat kepada orang yang di dunia maya yang dipercayai dimana seharusnya dia menceritakan kepada orangtuanya.

 Save Search:

Fungsi dari save search itu mengetahui apa saja yang dicari oleh anak setiap kali dia main gadget. Jangan-jangan dia mencari hal yang sifatnya pornografi atau hal -hal yang sifatnya kekerasan dan bahkan tidak baik untuk pendidikan.

Privacy Control:

Setiap media sosial menyediakan fitur untuk privacy agar tidak terjadi orang-orang yang tidak berkepentingan menyalahgunakan kepentingan untuk menganggu atau justru merusak jiwa anak seperti pedofil Misalnya dalam melakukan upload foto-foto pribadi, menceriterakan atau membuat status wisata keluarga atau cerita keluarga yang tidak perlu dishare kepada orang lain.

Memahami cara mengaktifikan pengamanan digital seperti

1. Menaktifkan firewall

2. Mengakktifkan save search filter pada aplikasi penjelajah web

3. Memasang dan mengaktifkan privacy protection/privacy control

4. Pasang dan aktifkan aplikasi parental control

 Waktu layar: 

Layar di sini artinya bukan sekedar gadget saja, tetapi secara keseluruhan meliputi TV, game, Ipad dan lain-lainnya , ini disesuaikan dengan usia anak:

0-2 tahun tidak ada waktu layar

2-5 tahun tidak lebih dari 60 menit per hari waktu layar

5-12 tahun tidak lebih dari 2 jam per hari waktu layar

13-17 tahun tidak lebih dari 2 jam per hari waktu layar

Memastikan isi konten mengandung unsur: 

1. Menginspirasi kreativitas dan imaginasi

2. Menunjukkan interaksi sosial yang tepat

3. Mengajarkan nilai-nilai baik

4. Mendorong berpikir lebih dalam

5. Yang membuat anak bangkit dan bergerak

 Lama Penggunaan Gadget:

Jangan biarkan anak terpapar gadget hampir seluruh waktunya (hampir 20 jam) sejak dia bangun dari tidur.

1.Menentukan aturan keluarga tentang waktu layar . Layar di sini berarti TV , gadget, atau telpon. Contohnya tidak boleh melihat gadget saat makan , saat pulang sekolah kecuali ada pelajaran yang berkaitan dengan gadget.

2. Berikan peraturan hari biasa hanya 3 jam, week end 4 jam.

3. Gunakan alarm untuk memonitor waktu yang dihabiskan menggunakan elektronik.

4 . Bicarakan dengan anak kegiatan fisik sebagai pengganti kegiatan gaming/gadget yang sifatnya diam diri tanpa bergerak sama sekali

5. Menyediakan kamar zona bebas layar

6.Menyediakan alat kegiatan yang sifatnya motorik sehingga anak bukan hanya terpaku dengan gawai saja, misalnya lego , alat gambar dan sebagainya.

 Peran Orang Tua dalam membatas aktivitas di Dunia Maya: 

1.Menjadi teladan dalam penggunaan gawai

2.Meningkatkan pemahaman terhadap cara-cara untuk melindungi diri anak dari paparan konten negatif

3.Mengatur kesepatakn bersama dalam keluarga akan penggunaan gawai

4.Memberikan pemahaman kepada anak terkait penggunaan gawai yang bijak Jika ada masih belum mau mengurangi gawainya, tentu ada kompromi yang perlu didiskusikan dengnan anak.

5.Mendukung anak berkegiatan positif di dunia maya, misalnya dia hobi membuat video dan diupload di youtube, tentunya kegiatan ini bisa disalurkan dengan cantatan dia tak perlu menjadi youtuber yang mencari uang sejak kecil.

6. Memanfaatkan waktu sengga bersama anak tanpa gawai. Contohnya ketika makan bersama, bukan berarti tiap anggota keluarga harus pegang gawai, tetapi tetap bersama-sama ngobrol santai untuk melihat apa yang ingin disampaikan.

7.Mengaktifkan berbagai sistem pengamanan digital di berbagai perangkat dan media sosial yang digunakan oleh anggota keluarga.

Konsekuensi dengan kesepakatan Bersama yang dibuat bersama.

Adakalanya tentu teman kita yang biasanya mudah menghubungi kita dengan mudah, ketika kita mematikan gawai, jadi sulit. Kita harus memberikan status kepada oranglain bahwa kita sekarang membatasi pemakaian gawai, di jam sekitar (yang ditentukan)0 tidak bisa dihubungi.)

Menelusuri jejak digital anak di perangkat dan dunia digital

- PR Orangtua Mencari tahu media sosial anaknya eksis 

- Game apa yang dimainkan anak

- Tayangan Youtube apa yang digemari anak

- Marketplace apa yang dispakai oleh orangtuanya

Semoga  tulisan ini bermanfaat bagi orangtua dalam mendidik anaknya agar tidak kecanduan gadget sehingga merugikan secara fisik maupun psikis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun