Sayangnya, komputer itu tetap dalam keadaan mati sama sekali. Wah, panik dan pening sekali ketika komputer mati, semangat hidup seolah berhenti dengan hilangnya denyut kehidupan saya.
Saya terpaksa minta tolong kepada suami yang mengetahui apa yang terjadi dengan komputer. Dia langsung berdecak diam: "Wah, ini crash"
Mendengar kata "crash", saya langsung lemas sekali. Apakah semua data saya hilang, saya bertanya kepada suami dengan nada panik.
"Loh, kamu khan menggunakan flash disk, jadi semua data terselamatkan!"
Tapi bagaimana dengan aplikasi yang ada di hardware? tanya saya.
"Yang rusak harddisk, semua aplikasi perlu direinstal, jawabnya".
Terpaksa saya memanggil ahli komputer yang biasa memperbaiki hardiskyang rusak. Setelah mendeteksi kerusakannya, dia menjelaskan bahwa harus mengganti hardisk karena crash. Wah saya jadi lemas sekali karena mengganti hardisk itu artinya komputernya harus menginap di tempat kerjanya.
Saya sendiri kurang paham kenapa bisa crash apakah karena gara-gara dari overheat atau ada kerusakan hardware yang mencoba untuk menulis ke alamat perangkat keras di luar memori utama system.
Jika saya merasa tidak buat kesalahan atau mengeksekusi pada system karena tidak mengerti apa-apa tentang kode.
Dugaan saya pertanda komputer crash itu dimulai sejak adanya bunyi dari cooling pad itu dan seharsunya saya sudah mendeteksi dan segera mengganti cooling pad sehingga tidak sampai parah dan mengalami kerusakan permanen.
Akhirnya computer harus diganti dan dipasang hardisk yang baru. Ketika dibawa kembali ke rumah, saya langsung melihat Komputer itu bagaikan komputer kosong, tidak ada satu aplikasi pun.