Tepat jam 15.30 seorang MC bernama teh Lina memperkenalkan diri, menyapa penonton dengan sangat hangat . Â Lia menanyakan penonton berasal dari negara dan kota mana saja. Â Setelah itu memberikan sekelumit sejarah Saung Angklung Udjo itu dibangun oleh Mang Udjo dan istrinya, Uum Sumiati, sebagai sanggar seni tepat pertunjukkan seni, laboratorium pendidikan sekaligus objek wisata khas daerah Jawa Barat.
Misi Angklung ini harus dilanjutkan misinya ke seluruh dunia dan dikenal dimana-mana . Akhirnya penampilan seni Angklung ini mengdapat pengakuan oleh Unesco, mendapat penghargaan sebagai salah satu heritage kesenian. Â Tentunya, generasi selanjutnya harus melestarikan penghargaan ini.
Dan tidak sabar lagi, kami segera melihat acara pertama yaitu Demonstrasi Wayang Golek.  Wayang Golek itu pementasan sandiwara boneka kayu.  Dialog dalam Bahasa Sunda dan karakter dari wayang golek itu terdiri dari dua yaitu  ada yang baik dan ada yang jelek.  Secara singkat pertunjukkan itu memperlihatkan tiga tokoh utama dari yang baik dan jelek, memberikan kebaikan dan menuai kebahagiaan, bagi yang jahat akan menanggung akibatnya.
Penampilan Helaran:
Helaran adalah arak-arakan yang meriah sekali unuk mengiringi upcara tradisional khitanan atau upacara panen padi. Ada seorang anak yang dikhitan digendong dalam tandu diiringi dengna music angklung bernada Salendro/PEntanos . Sangat meriah karena mereka mengucapkan syukur dan gembira atas berkat Tuhan Yang Maha Esa.
Tari Tradisonal:
Tari topeng Kandaga gaya Parahyangan menceritakan Ratu Kencana Wungu yang dikerja-kejar oleh Prabu Menakjingga yang tergila-gila padanya.  Babak pertama laying Kuminteri pembawa berita untuk Ratu KEncana Wuung Majapahit yang sedang menyelidiki keadaan  di kerajaan BElambangan.Babak KEdua Layang Kumintir menyambar sebagai seorang pria gagah perkasa untuk melawan Prabu Menakjingga.