Survei di Bursa Saham Indonesia menyatakan bahwa investasi dari kaum milenial itu meningkat sekarang sudah mencapai 34.08% atau sebanyak 1,5 juta orang.
Tetapi dari pihak milenial itu sendiri yang berusia 23- hingga 30 tahun merasakan sulitnya mengelola atau mengatur kondisi keuangan dibandingkan generasi sebelumnya. Hal ini dibuktikan oleh survei oleh GoBankingRates.com yang dikuti dari FoxBUsiness sebanyak 68persen milenial setuju banyaknya yang merasa kesulitan dalam hal keuangan dibandingkan generasi sebelumnya.
1. Milenial merasa, sekarang belum waktunya berinvestasi
Merasa masih muda, baru bekerja, gaji tidak cukup. Sekarang masih umur 24 tahun, nanti saja setelah umur 35-40 tahun berinvestasi. Gaji sekarang ini belum mencukupi karena habis untuk keperluan sehari-hari tidak bersisa sama sekali.
Padahal gaji sedikit, tidak bersisa itu tak beralasan karena untuk berinestasi sekarang ini seperti saham, tabungan cukup dengan modal Rp 100.000 saja. Modal Rp 100.000 ini bisa membeli di perusahaan ternama dalam jumlah 2-3 lot, atau jika menabung pun bisa juga Rp 100.000 sampai RP 500.000.
2. Keinginan yang banyak
Milenial identik dengan cepat, instan dalam bekerja, berpikir. Namun bagaimana jika hasil dari pekerjaan itu tidak pernah terlihat hasilnya. Begitu gajian setumpuk harapan untuk beli keinginan semakin banyak, handphone atau gadget model baru, motor baru, belum lagi makan, minum dan ngobrol waktu istirahat atau pulang mampir dulu ke kafe atau restoran baru.Â
Gaji yang seyogyanya dialokasikan untuk digunakan dalam sebulan, tapi di tengah bulan sudah "ngos-ngosan". Ke mana gajinya? Uang memang mengalir ke luar lebih gampang sekali ketimbang uang masuk. Godaan mata dan tangan untuk melakukan transaksi sangat mudah sekali. Tanpa bisa merem untuk mengelola dana yang sesuai dengan skala prioritas dan kebutuhan.
3. Serba Instan
Banyak milenial yang menolak untuk menjadi petani. Alasannya, bekerja sebagai petani selain membosankan, juga pekerjaan yang menyita waktu cukup lama untuk memproses menanam, menyiangi, menunggu berbulan-bulan hingga menguning, sampai bisa panen.
Belum lagi jika gagal karena cuaca panas yang berkepanjangan. Uangnya juga tidak banyak. Dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk agar nilai aset yang diinvestasikan naik. Hampir semua investasi tidak ada yang instant, membutuhkan proses cukup panjang.
Paham pentingnya investasi sejak dini
Salah satu survei menyatakan bahwa skala prioritas kebutuhan para milenial saat ini adalah, rumah, investasi dan masa tua.Â
Rumah yang jadi idaman bagi milenial biasanya rumah yang dekat dengan kantor atau koneksi terhubung strategis dengan transportasi publik seperti komuter line, bus.Â
Umumnya mereka juga sudah menyiapkan down payment untuk pembelian rumah tapak dengan pembayaran secara angsuran. Dengan pembayaran secara angsuran, otomatis gaji mereka tidak utuh lagi dibawa pulang. Langsung terpotong begitu gajian.