Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ruang Baca di MRT, Salah Satu Cara Meningkatkan Budaya Baca

9 September 2019   17:01 Diperbarui: 9 September 2019   17:29 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Drop Box untuk menyumbang buku. Sumber: Beritasatu

Kemarin, tanggal 8 September , kita memperingati Hari Aksara Internasional.   Hari Aksara Internasional itu diumumkan oleh  UNESCO pada tanggal  17 Nopember 1965 sebagai peringatan masih banyaknya manusia yang buta huruf dan juga  untuk menjaga pentingnya melek huruf bagi setiap manusia.

Dunia aksara, literasi dasar di Indonesia itu masih rendah peringkatnya yaitu masuk dalam peringkat ke 60 dari 61 negara.  Dalam menghitung  rendahnya peringkat ini bukan hanya di Jakarta saja, tetapi secara nasional.   Di daerah NTT, Papua dan Indonesia Timur mereka yang melek aksara masih sulit karena literasi itu berkaitan erat dengan ekonomi.  Ketika ekonomi warganya masih rendah mereka tidak sanggup untuk sekolah lebih tinggi , cukup sekolah dasar, akibatnya anak putus sekolah dan malas untuk belajar membaca, menulis dan bahkan mengerti atau memahami isi buku.

Begitu pula di kota-kota besar itu seperti Jakarta, Surabaya , Medan, rendahnya literasi itu dilihat dari anak-anak yang lebih menyukai baca yang ada di gadget dibandingkan dengan baca buku. 

Anak-anak, orang dewasa tidak menyukai membaca buku karena  budaya baca buku itu tak diajarkan sejak dini.   Sejak kecil anak-anak dibiarkan untuk bermain dengan gadgetnya, atau bermain dengan permainan kesukaannya.  Bila anak sejak kecil dibelikan satu buku bergambar yang menarik hatinya, pasti dengan senang dia akan melahap buku itu dan dia akan terus menerus mencari buku . Buku adalah jendala dunia.   Buat anak-anak buku itu akan mencerdaskan, menambah wawasan bahkan untuk menggali informasi penting yang dicarinya dan mengetahui mana informasi yang benar dan mana yang salah.  Anak bisa mengerti apakah berita yang di media sosial itu hoax atau bukan?

Untuk mengisi kegiatan Hari Aksara Internasional ada berbagai kegiatan dilakukan.  Baik oleh swasta, maupun dunia pendidikan. 

Jangan sampai generasi Y dan Z merasa jemu karena buku-buku yang ditawarkan itu kuno dan tidak menarik bahkan untuk menyentuh pun segan sekali. 

Drop Box untuk menyumbang buku. Sumber: Beritasatu
Drop Box untuk menyumbang buku. Sumber: Beritasatu
Salah satu adalah dengan dibangunnya tempat Ruang  baca di MRT.   Ruang Baca ini baru saja diresmikan oleh Gubernur Anies Baswedan dan Bapak William Sabandar , Direktur Utama PT. MRT .   Ruang baca ini letaknya ada di dekat eskalator menuju peron.   Ruang baca ini baru ada di dua stasiun yaitu Stasiun Lebak Bulus dan Bunderan Hotel Indonesia.

Penumpang MRT membaca buku. Sumber: Medcom
Penumpang MRT membaca buku. Sumber: Medcom
Tujuan dibukanya Ruang baca ini untuk menggerakan agar penumpang MRT itu dapat memnijam buku di Stasiun keberangkatan dan membaca selama 30 menit jika sampai tujuan dan mengembalikannya di stasiun tujuan.  Diharapkan dengan membaca buku-buku , pengetahuan penumpang akan lebih luas.  Buku yang ditawarkan memang sangat tipis sehingga mudah habis jika dibaca dengan konsentrasi dalam waktu 30 menit.

Diharapkan nantinya jika animo warga banyak, akan dibangun di setiap stasiun .  Buku-buku yang dikumpulkan dari sumbangan warga dan buku itu sebagai tanda milik MRT .  Pemerintah akan bekerja sama dengan komunitas atau yayasan literasi untuk pendataan dan pensortiran buku yang masuk ke Ruang Baca .

Namun, ditengah peresmpian ini banyak penumpang yang belum mengetahui  tentang cara peminjaman buku itu.  Semoga tulisan ini membuat para pengguna MRT yang ingin pinjam buku dapat langsung membawa dan mengembalikan buku itu selama perjalanan MRT saja.

Nach bagi yang ingin kontribusi menyumbang buku-buku tipis , silahkan masukkan ke dalam drop box yang disediakan. 

Seorang guru di Lampung Selatan, juga punya cara jitu untuk membangkitkan literasi kepada anak didiknya.   Sebelumnya sekolah itu hanya punya satu perspustakaan.  Namun, anak-anak merasa tidak menyukai pinjam buku di perpustakaan, ada rasa enggan, terpaksa jika masuk ke dalam perspustakaan.

Sumber: metrotv.com
Sumber: metrotv.com
Akhirnya Ibu Asih Kurniawati, seorang guru di Lampung Selatan ini memiliki ide yang sangat bagus agar anak gemar baca dengan membangun  kotak merah berisi buku-buku bacaan ringan yang menarik . Ibu Asih mengangkat Duta Baca tiap kelas. Tugas dari Duta Baca itu mengajak temannya untuk meminjam buku dan membacanya. Buku yang dipinjam itu dibaca 15 menit sebelum sekolah masuk. Tentunya hal ini membuat suatu kebiasaan yang sangat baik untuk budaya baca. Bahkan anak-anak ini diajak untuk berdiskusi untuk bacaan yang telah dibacanya. 

Tips Melatih Ketahanan Membaca oleh Najwa Shihab:

Membaca itu bukan insting.  Tetapi membaca itu merupakan ketrampilan yang perlu dilatih terus menerus.  Jika kita membaca satu buku , tapi tidak menyukainya bahkan bosan dan tidak ingin meneruskan. Bahkan sering mengantuk dan terus tidur.

Agar tidak mengantuk, jadikan budaya baca itu menjadi rutinitas agenda sehari-hari. Contohnya setelah bangun tidur, duduk dulu sambil membaca.  Jika kita sibuk di pagi hari, bisa di balik, pada malam sebelum tidur pun kita perlu membaca . Bacalah minimal 30 menit sehari.  Bagi mereka yang masih kuliah, paling seidkit 1 sampai 2 jam sehari.   Jika tidak kuat baca sekaligus 30 menit , maka dapat dicicil pagi, siang sampai malam, dihitung hingga 30 menit.

Cara yang lainnya adalah dengan diskusi buku. Sebelum diskusi tentunya setiap orang sudah harus selesai membaca buku. Contohnya janjian membaca buku  Eka Kurniawan atau Joko Pinurbo. Saling mengingatkan jika sudah selesai, kita akan diskusi .     Upaya untuk menyelesaikan membaca buku itu jadi makin mendorong kita untuk benar-benar komitmen.

Dikatakan oleh Najwa: "Investasi kepada pengetahuan akan menjadi kesempatan terbaik. Kalo kamu mengahibskan uangmu untuk isi kepalamu, tidak ada satu pun yang mengambil darimu".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun