Dari pelaksanaan teknis, tentu harus dipikirkan secara matang karena ada guru yang merasa terbuang ketika ditempatkan di daerah terpencil. Padahal mereka itu mendapatkan gaji dan fasilitas yang cukup baik jika mereka mau ditempatkan daerah terpencil.
Kadang administrasi untuk penempatan itu berlangsung sangat lama sehingga kebutuhan guru di daerah terpencil yang sangat urgen itu baru dapat dipenuhi saat murid-muridnya sudah bosan tanpa ada guru sama sekali.
Di negara lain seperti Jepang yang punya kualitas pendidikan yang baik, rotasi guru dilakukan 6 bulan sekali. Guru-guru itu tidak merasa keberatan atas rotasi karena semua fasilitas dan pemindahan itu sudah sedemikian rapi. Tanpa adanya gesekan dan pihak guru yang menolak karena standar peraturan yang sangat bagus dan karaterisitik guru pun sangat bagus.
Sudah siapkah para guru di setiap zonasi untuk menerima rotasi sesuai keputusan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan? Perlu banyak pematangan dalam segi teknis maupun administratif agar distribusi guru itu benar-benar dapat dilakukan sehingga kualitas antar sekolah tidak ada yang berbeda dan akhirnya kualitas tingkat sosial pun dapat meningkat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H