Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jan Ethes Peniru Ulung

8 Juni 2019   12:58 Diperbarui: 8 Juni 2019   13:51 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Chidren are great imitators. So give them something great to imitate"

Liputan6.com
Liputan6.com

Liputan6.com
Liputan6.com
Liputan6.com
Liputan6.com
Setiap orang yang melihat kelakuan di  foto-foto Jan Ethes akan memberikan komentar, "Wah lucu banget atau gemes banget!".  

Namun, sebenarnya komentar itu perlu dilanjutkan kenapa Jan Ethes bisa melakukan seolah-olah dia bertindak sebagai seorang  prajurit yang memimpin upacara.   Sikapnya yang tegap berdiri tegak, dan berjalan menuju ke tiang bendera . Lalu menghormat kepada bendera, lalu berjalan lagi untuk kembali ke tempat semula.

Pertanyaan yang perlu kita dalami kenapa Jan Ethes mampu meniru seolah-oah dia seorang prajurit yang memimpin upacara bendera?

Jan Ethes berusia  3 tahun, lahir pada 10 Maret 2016.    Di usia dua tahun ,dia pernah diajak oleh ayahnya Gibran Rakabuming Raka bersama Presiden Jokowi  untuk hadir bersama-sama di istana untuk menghadiri upacara HUT RI KE-73 .  

Walaupun dia berada dalam jarak dekat dengan seorang ayah atau kakenya, tetapi mata melihat dan telingannya menyimak dan pikirannya mencerna apa yang di depannya itu . Semua itu terekam dengan baik di dalam memori otaknya.

Ketika usia 3 tahun dia diajak ke tempat seperti lapangan  beberapa hari yang lalu setelah Lebaran Ied, tepatnya di Gedung Agung Yogyakarta,  lalu muncullah tindakan yang lucu dan menggemaskan itu seperti dalam foto-foto di atas.   Rekam otaknya itu muncul kembali dalam bentuk tiruan apa yang pernah dilihat , dipikirkan dan didengarnya.

Dia tanpa disuruh atau diberikan komando oleh siapa pun, berhasil meniru dengan baik. Dia pun menampilkan rekaman itu dalam bentuk pembelajaran dari suatu upacara itu , ada komandannya, berjalan menuju tiang bendera, lalu menaikkan bendera dan memberikan hormat.

Anak adalah peniru ulung:

Seorang psikolog mengatakan bahwa seorang anak di usia 3 tahun adalah peniru ulung perkataan, tindakan dari orangtuanya.    Ketika dia mengamati apa yang Anda lakukan, mendengarkan dengan telinga apa yang Anda katakan, lalu pikirannya juga mencerna apa yang Anda pernah ceriterakan.  Oleh karena itu sebaiknya Anda sebagai orangtua harus berhati-hati dalam berkata, bertindak dan bersikap karena dibelakang Anda ada seseorang anak yang sedang tumbuh untuk menjadi sosok yang sangat mirip dengan Anda versi kecil.

Apabila Anda ingin jadi role model, buatlah dan jagalah sikap dan kata-kata yang baik karena pada dasarnya anak yang meniru itu adalah sebuah proses pembelajaran secara alami bagi semua mahluk hidup, demikian kata Ibu Rosdiana Setyaningrum, Mpsi, MHPEd, psikolog anak dan keluarga yang sering disapa Diana saat ini.

Sejak kapan Anak mulai meniru ?

Anak itu meniru sejak dia lahir , oleh karena itu jika kita perhatikan ada bayi yang meniru ayahnya tertawa saat mimik ayahnya tertawa,  adakalanya dia tersenyum ketika dia melihat Anda memberikan senyum kepadanya.   Dia pun akan menjulurkan lidah ketika dia melihat Anda sedang menjulurkan lidah.  Peniruan itu sifatnya baru gerakan tubuh atau disebut dengan body language.

Dengan bertambahnya usia Anak mulai berbicara, maka kata-kata Anda jadi tiruannya, apalagi jika kata-kata yang jelek diserapnya, maka akan keluar juga kata-kata jelek dari mulutnya.

Lalu, diiringi dengan kelakuan atau tindakannya.  Apabila dia melihat ibunya sering membanting pintu ketika marah-marah, dengan mudah dia meniru banting pintu saat marah.  Demikian juga ketika dilihatnya ibunya memberikan bantuan kepada fakir miskin, maka dia pun ikut -ikut membantu memberikan makanan kepada orang lain.

Jadi sikap meniru  negatif dan positif yang dibuat oleh seorang anak itu pada dasarnya berasal dari apa yang dilakukan orangtua.   Dia menjadi peniru ulung yang sangat mudah dipengaruhi oleh orangtua.  Dia belum berpikir apakah itu baik atau tidak karena itulah perkembangan pembelajaran yang diberikan oleh orang terdekatnya.

Peran orangtua :

foreignpolicy.com
foreignpolicy.com

Di atas telah disinggung bahwa anak adalah peniru terbesar .    Oleh karena itu sebagai orangtua berikan sesuatu yang berharga untuk ditiru.

Anak yang dilahirkan dalam dunia yang sama, tetapi sumber inspiratornya berbeda maka anak itu akan tumbuh berkembang dengan cara yang berbeda.

Jadikan anak seorang yang punya "image" dari suatu harapan, kepimpinan, kekuataan dan keadilan.

Orangtua memberikan kepada anaknya dua pilihan,  kekerasan dan kebencian atau kedamaian dan cinta.  Satu-satunya cara adalah melihat dari "image" yang diberikan dari dua pilihan oleh orangtuanya kepada anak-anaknya.

Jika orangtua gagal untuk memberikan kepada anak-anaknya suatu images dari suatu kedamaian dan cinta, maka peniruan dari kekerasan dan kebencian  yang dia lakukan.  Lalu, Anda sebagai orangtua telah memberikan masa depan anak  kepada kekerasan, tidak penuh kedamainan bagi hidupnya.

Sekedar mengingatkan lagi untuk orangtua yang masih memiliki anak-anak kecil bahwa bentuk perdamaian dan harapan dari anak-anak dalam kacamata anak adalah masa depan mereka.  Walaupun mereka hidup dalam dunia yang sama tetapi contoh atau teladan yang mereka ikuti itu tidak sama.  Biarkan mereka untuk belajar dari kesalahan kita dan berikan teladan kehidupan untuk perdamaian, cinta, harapan, kepimpinan dan kebenaran untuk ditiru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun