Jika kita melihat sesuatu yang tidak sepantasnya dilakukan, biasanya, kita akan bersikap "nyinyir" terhadap apa yang tidak disukainya atau tidak pantas itu. Ramai-ramai kita upload atau unduh di Media Sosial dan jadi viral. Â Viralnya suatu perbuatan tidak pada tempatnya misalnya buang sampah di area MRT, bukanlah solusi yang membantu.
Di luar dugaan ada 5 orang gadis SMP Sanur (SANTA URSULA) yang menjadi viral gara-gara aksinya yang sangat terpuji, memunguti sampah-sampah di sekitar MRT di stasiun Lebak Bulus dan stasiun Hotel Indonesia.
Begitu selesai peresmian MRT , euforia warga Indonesia terutama yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya, pengin sekali mencoba MRT sangat menggebu. Â Sayangnya mereka belum memiliki kesadaran yang tinggi tentang menjaga kebersihan. Â Mereka mencoba MRT sambil berpiknik, bahkan ada yang buang sampah dengan sengaja di sepanjang koridor dan sekitar jalan menuju MRT . Alasan bahwa tidak ada tempat pembuangan sampah bukanlah jadi alasan tepat untuk buang sampah di sembarang tempat.
Selesai melakukan Penilaian Akhir Semester (UAS) kelas 9,  lima siswi SMP Santa Ursula Jakarta Pusat  (Ki-ka, Patricia, Angie, Andrea, Wynnona, Brigdta), berniat untuk refreshing mencoba MRT dari HI ke Lebak Bulus dan sebaliknya.
Dalam benak mereka, kondisi MRT Â dulunya bersih, lalu kotor karena banyak pengunjung yang tak peduli dengan kebersihan. Â Setelah itu mereka pikir tentunya sekarang setelah banyak himbauan , kebersihan akan terlihat di MRT.
Betapa kagetnya mereka melihat sampah-sampah berserakan tidak seuai dengan ekspetasi mereka.'"Kotor banget, parah sepertinya semua orang seperti tidak peduli gitu sampah-sampah berserakan!' serunya.
Tanpa rasa geli karena kotornya sampah-sampah yang berserakan, aksi mereka itu benar-benar murni dari hati nurani mereka melihat kotornya lingkungan karena buang sampah.
Dengan tangan tanpa balutan plastik atau kaus tangan, mereka memungut sampah di beberapa tempat. Â Di Lebak Bulush mereka memungut sampah tisu dan bungkus makanan. Sedangkan di sepanjang trotoar Thamrin, mereka memungut bungkusan makanan dan minuman.Â
"Yang di trotoar Thamrin itu sangat parah sekali! Â Kalau di Sarinah kebanyakan botol bekas dan tisu, kata Angie. "Bahkan ada minuman dan esktrim yang masih ada isinya di buang ke tanaman," lanjutnya.