Dilakukan di malam hari mereka akan bersama-sama sembahyang di depan pintu rumah dengan "hio" memohon agar keselamatan seluruh keluarga dan rejeki untuk tahun baru.
Membersihkan Klenteng:
Pembersihan ini biasanya dengan cara melap patung dan membersihakan lingkungan di sekitar klenteng. Mereka menyiapkan "hio" sebagai alat untuk sembahyang. Â Saat Imlek, para pengunjung dapat berdoa kepada Dewa Dewi untuk bersyukur dan minta rezeki di tahun baru.Â
Biasanya juga diadakan bakti sosial oleh pengurus Klenteng atau Yayasan Konghucu. Bakti sosial itu dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada warga seperti pengecekan kesehatan anak balita, lansia serta pemberian vitamin dan obat-obatan. Ada juga pemberian sembako untuk warga di sekitar Klenteng.
Makanan:
Makanan khas Imlek yang selalu disiapkan adalah Bandeng. Bandeng lambang dari kebahagiaan dan keberuntungan oleh warga keturunan Tionghoa di Indonesia, dan istilah memakan ikan bandeng ini dikenal dengan sebutan Nian-Nian Yu Yi.Â
Menurut asal usulnya, kata "ikan" yang berbunyi "yu" memiliki penyebutan yang sama dengan kata "lebih". Dengan begitu, diharapkan rezeki di tahun baru nanti akan terus berlebih. Â Dipercaya semakin ukuran bandeng besar, maka semakin banyak rejekinya.
Cara makannya pun sangat unik. Tidak boleh dibalik setelah satu sisi habis, harus tetap dari sisi yang telah habis itu. Tidak boleh menghabiskan seluruh bandeng, disisakan dan dimakan besoknya. Ini ada artinya yaitu agar rezeki tidak segera habis di hari yang sama.