Setelah Wawang bertemu dengan YDBA, ternyata tercipta chemistry persamaan misi dan visi antara YDBA dengan Wiroto Craft. Wawang mempersilakan Wiroto Craft di-assessment atau dinilai oleh LPB Yogyakarta. Wawang kemudian menyiapkan semua data untuk persiapan proses assesment. Arif selaku Koordinator LPB Yogyakarta mengadakan assessment tempat kerajinan Kotagede yang merupakan pusat produksi dari UKM Wiroto. Hasilnya, Wiroto Craft didaulat sebagai Madya UKM pada 2014 - 2015.
Ternyata tidak mudah ya mau naik kelas jadi UKM Mandiri dan berkelanjutan itu. Tapi niat dan motivasi Wawang sangat kuat sekali, sudah hampir 10 tahun ia menekuninya, tak ada jalan lain selain ingin maju baik sebagai UKM Mandiri, maupun sebagai pribadi yang sangat mencintai seni.
Ini terbukti sekali dengan tempat produksi yang sangat rapi, bersih dari polusi meskipun harus mempoles bahan baku dengan debu yang bertebaran dan alur produksi yang sangat tertata dengan baik sehingga produksi begitu lancar.
Sayang hari ketika saya datang itu merupakan hari libur. Hanya ada beberapa pegawai dari bidang pengepakan dan assembly yang hadir. Namun, saya tetap dapat melihat bagaimana proses produksi dari awal sampai akhir kerajinan bernilai seni tinggi diproduksi Wiroto Craft.
Barang Kerajinan yang sangat tinggi kualitasnya dan pengawasan kontrol yang ketat itu sudah jadi dan siap untuk dikemas berdasarkan order.Â
Para pengepak bekerja berdasarkan order yang tertulis dan harus mengepak dengan sangat hati-hati supaya barang tidak rusak ketika diterima. Selesai packing, mereka akan mengirimkan barang itu ke ekspedisi yang telah menjalin kerja sama dengan baik yaitu JNE. Mempercayakan kepada ekspedisi yang punya pengalaman dalam mengirimkan barang rentan rusak. Mereka ingin agar konsumen tidak kecewa ketika barang diterima dalam keadaan rusak, melainkan dalam keadaan yang sangat baik. Oleh karena itu "handle with care" selalu jadi moto kerja sama antara Wiroto Craft dan JNE.