Disrupsi itu sudah Datang!
 Di hari-hari ini sudah ada banyak kenalan yang bercerita kepada saya tentang pekerjaannya.   Kenalan ini masuk sebagai generasi anak milineal.  Dia masih muda karena baru masuk dunia perbankan baru sekitar 3-4tahun, usianya tak jauh dari 25 tahun .  Â
Ketika dia bercerita bahwa dia yang dulunya bekerja sebagai customer service atau sering disebut dengan Front Liner melayani pelanggan yang datang ke bank untuk hal-hal yang berkaitan dengan jasa perbankan.
Namun, dalam beberapa bulan terakhir ini, Â Bank dimana dia bekerja telah mengindentifikasi adanya jumlah pengurangan pelanggan yang datang ke kantor perbankan. Alasan pengurangan jumlah pelanggan datang ke bank karena hampir semua fitur layanan perbankan sudah dapat dilayani melalui mobile banking atau internet banking. Â Hanya beberapa layanan yang belum ada di internet banking seperti untuk pembuatan e-flazz, kartu kredit, kartu ATM dan pembukaan rekeninng , memaksa pelanggan datang ke kantor bertemu dengan petugas frontliner atau teller.Â
Selain itu dari kantornya sudah ada informasi bahwa tidak ada rekrutmen baru untuk tenaga administrasi, front liner, kecuali untuk tenaga Teknologi Informasi yang memang sangat dibutuhkan untuk pengembangan dari beberapa fitur teknologi dalam internet banking maupun ATM. Â Adanya pengurangan beberapa pegawai frontliner untuk memaksimalkan atau optimalkan kinerjanya di bagian lain seperti marketing dengan mengunjungi nasabah dengan penawaran produk-produknya.
Itulah salah satu perubahan disrupsi dengan adanya teknologi yang mempengaruhi  pekerjaan di bidang perbankan.
Timbulnya start-up baru:
Lain hanya beberapa hasil interview yang telah dilakukakan dengan beberapa anak muda yang menggeluti dunia start-up.
Dua orang anak muda, sebutlah Aji dan Egi yang pernah belajar tentang start up di negeri Belanda itu melihat konsep Barbershop di sana.Â
Lalu Aji dan Egi sambil kuliah di Universitas Indonesia yang kebetulan jadi mahasiswa dari Prof. Rhenald Kasali , mengatakan mereka mencoba merintis untuk implementasi ide bisnis "barbershop" yang biasanya mereka alami terlalu lama mengantri ketika mereka mau mencukur rambutnya. Â
Ide atau konsep "Barbershop" dengan permasalahan menunggu lama dengan teknologi. Aji dan Egi ingin menjadi pioneer dalam first mover dari bidang yang mungkin bukan baru, Â tetapi pengguna teknologi /aplikasi yang disebutnya "Minutes Barber". Â Â