Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Anak Hebat, Orang Tua Terlibat

4 November 2018   17:39 Diperbarui: 4 November 2018   18:34 773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hera tak pernah merasa malu jika ada orang lain atau temannya mengetahui bahwa ayahnya seorang tukang becak.

Hasil prestasi belajar Hera mendapat perhatian dari Pemerintah Kota Cilegon.  Dia mendapatkan hadiah sebagai siswa prestasi dan direkomendasikan untuk mendapatkan beasiswa di ITB Bandung.

Hera dinyatakan lulus beasiswa  melalui program Bidikmisi.  Sebagai orangtua,perasaan Sawiri bangga bercampur bingung tentang biaya saat mengantarkan anaknya untuk kuliah di Bandung. 

Sekarang ini Hera masih kuliah untuk menyongsong hari depannya yang gemilang ditengah keterbasan ekonomi dari ayahnya. Namun dukungan moril dan semangat dari ayahnya membuat Hera terus berpacu semangat untuk segera menyelesaikan kuliahnya.

keluarga2-5bdecbed12ae94567a4a7865.jpg
keluarga2-5bdecbed12ae94567a4a7865.jpg
Seorang anak  perempuan  bernama Allafta Hirzi Sodiq, berusia 8 tahun terlahir sebagai tunanetra.   Sempat kelahirannya ditolak oleh kedua orangtuanya karena Nur Afifah, sebagai ibu dari Hirzi sangat kecewa menerima kenyataan bahwa anak sulungnya itu menderita kebutaan.  

Namun, perjalanan hidup sebagai orangtua memang harus melalui suatu proses ujian yang berat, ketika Nur Afifah dan suaminya baru menyadari bahwa anak itu hidupnya sangat tegar saat dititipkan kepada orang lain.   Semangat Hirzi meluluh lantakan hati Nur Afifah dan suaminya bahwa anaknya dapat menjadi hebat apabila ada semangat juga dari orangtuanya untuk jadi seorang yang punya kemampuan musik .

Dengan berbagai usaha keras mulai dengan sekolah SLB A untuk dapat mendampinginya Hirzi dalam festival musik piano tingkat nasional sampai ke tingkat international  , Zizi  akhirnya memperoleh Medali emas pada "Asia Art Festival di Singapore".

Dengan kasih sayang yang sangat besar , Zizi  menampakan kehebatannya dalam bermusik piano. Berlatih main musik piano dan kompetisi jadi ajang untuk memperlihatkan kemampuannya.   Walaupun Zizi tidak bisa membaca not balok tapi berkat kegigihann ibunya Nur Afifah menemukan buku teori untuk Zizi dalam bahasa inggris yang diterjemahkan dalam braille.

Zizi mendapatkan beasiswa vokal dari Yamuger dengan guruhnay Harland Hutabarat.   Semakin lengkaplah  kemampuan bermusiknya.

Inilah dua orangtua hebat yang mendapat apresiasi karena mereka selalu melihat bahwa pendidikan anaknya pantas diperjuangkan ditengah keterbatasan dari apa yang mereka miliki misalnya ekonomi (tukang becak)  dan keterbatasan fisik (buta).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun