Hera tak pernah merasa malu jika ada orang lain atau temannya mengetahui bahwa ayahnya seorang tukang becak.
Hasil prestasi belajar Hera mendapat perhatian dari Pemerintah Kota Cilegon. Â Dia mendapatkan hadiah sebagai siswa prestasi dan direkomendasikan untuk mendapatkan beasiswa di ITB Bandung.
Hera dinyatakan lulus beasiswa  melalui program Bidikmisi.  Sebagai orangtua,perasaan Sawiri bangga bercampur bingung tentang biaya saat mengantarkan anaknya untuk kuliah di Bandung.Â
Sekarang ini Hera masih kuliah untuk menyongsong hari depannya yang gemilang ditengah keterbasan ekonomi dari ayahnya. Namun dukungan moril dan semangat dari ayahnya membuat Hera terus berpacu semangat untuk segera menyelesaikan kuliahnya.
Namun, perjalanan hidup sebagai orangtua memang harus melalui suatu proses ujian yang berat, ketika Nur Afifah dan suaminya baru menyadari bahwa anak itu hidupnya sangat tegar saat dititipkan kepada orang lain. Â Semangat Hirzi meluluh lantakan hati Nur Afifah dan suaminya bahwa anaknya dapat menjadi hebat apabila ada semangat juga dari orangtuanya untuk jadi seorang yang punya kemampuan musik .
Dengan berbagai usaha keras mulai dengan sekolah SLB A untuk dapat mendampinginya Hirzi dalam festival musik piano tingkat nasional sampai ke tingkat international  , Zizi  akhirnya memperoleh Medali emas pada "Asia Art Festival di Singapore".
Dengan kasih sayang yang sangat besar , Zizi  menampakan kehebatannya dalam bermusik piano. Berlatih main musik piano dan kompetisi jadi ajang untuk memperlihatkan kemampuannya.  Walaupun Zizi tidak bisa membaca not balok tapi berkat kegigihann ibunya Nur Afifah menemukan buku teori untuk Zizi dalam bahasa inggris yang diterjemahkan dalam braille.
Zizi mendapatkan beasiswa vokal dari Yamuger dengan guruhnay Harland Hutabarat.  Semakin lengkaplah  kemampuan bermusiknya.
Inilah dua orangtua hebat yang mendapat apresiasi karena mereka selalu melihat bahwa pendidikan anaknya pantas diperjuangkan ditengah keterbatasan dari apa yang mereka miliki misalnya ekonomi (tukang becak) Â dan keterbatasan fisik (buta).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H