Perubahan mindset ini hanya dapat dilakukan bersamaan dengan dasar spiritual yang benar, pada dasarnya manusia diciptakan oleh Tuhan dengan keunikannya. Tidak ada yang bodoh, jelek, atau miskin di hadapanNya. Â Hanya manusia saja yang membedakannya. Â
Â
 Relasi diri vs relasi dengan pernikahan
Orang yang sudah menerima dirinya sendiri jadi terbuka menerima orang lain seadanya. Â Artinya lebih mudah baik seseorang yang sudah menerima dirinya untuk menerima orang lain. Menerima orang lain dengan apa adanya, kekurangan maupun kelebihannya .
Ada suatu mata rantai yang sangat jelas sekali , saat orang yang menerima dirinya sendiri tak pernah lagi melihat kekurangan orang lain sebagai suatu hal yang harus dibesar-besarkan atau sebaliknya iri hati ketika melihat kelebihan orang lain.
Dengan adanya relasi yang sangat mudah menerima orang lain, maka hubungan fisik dan emosi antara dua orang dalam suatu pernikahan pun makin jauh dari friksi.
Hubungan emosional yang tak lagi dipengaruhi oleh kekurangan diri karena dirinya sudah menjadi sesuatu yang positif dalam penerimaan orang lain.
Itulah sebabnya, ketika seseorang hendak memasuki pernikahan diharapkan orang tersebut sudah selesai dulu untuk menerima dirinya . Â Barulah setelah itu dia bisa menikah dengan orang lain yang notabene tidak sempurna seperti dirinya.
Jika orang terlanjur menikah tapi belum selesai dengan dirinya, kesulitan sering terjadi pertengkaran karena dia selalu menyalahkan suami/istrinya sebagai pasangan yang punya kekurangan . Dia tak pernah melihat kelebihan orang lain. Fokusnya hanya kepada kekurangan saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H