Rupanya pebisnis terutama pebisnis tempat wisata sangat jeli  melihat peluang yang sedang tren di masyakarat saat ini. Masyarakat Indonesia terutama bagi kaum milenial dan perempuannya sangat menyukai selfie. Kapan dan di mana pun mereka berada, selalu memegang dan menjepretkan kameranya. Selesai berselfie, biasanya mereka lalu memposting di akun media sosialnya. Â
Bagi pebisnis yang cerdik, mereka selalu melihat peluang apa yang digemari masyarakat. Saat masyarakat diketahui sedang berselfie, maka mereka pasti perlu tempat-tempat yang menarik apalagi dengan  latar belakang luar negeri yang berdimensi .
"Klederdracht" sangat spesifik karena gaun yang berwarna hitam dikombinasi dengan garis-garis merah-biru dan mengenakan topi runcing berwarna putih, ditambah dengan sepatu kayu yang dikenal dengan nama klompen.
Salah satu tempat wisata yang baru saja dibangun di Bogor bernama devoya menjadi tempat khusus untuk berselfie. Luasnya sekitar 1,5 ha. dengan tempat selfie yang diklaim sebanyak 150 spot. Â
Di pintu masuknya kita bisa selfie dengan tulisan "Devoyage, Holiday place, place for selfie". Lalu sebelum masuk berbagai latar belakang lukisan pemandangan Eropa yang menempel di dinding, untuk tempat selfie. Â
Lalu, kita bisa beli tiket, harga normal di hari non week end sebesar Rp 25,000 per orang dan RP 35,000 pada hari weekend. Ingat pengunjung tidak diperbolehkan membawa makanan atau minuman.Â
Ketika pengunjung membawa minuman maka mereka dipersilahkan menyimpan atau menitipkan di tempat loker. Tentunya tujuan dari tidak diizinkan bawa minuman/makanan, supaya pengunjung bisa makan atau minum di dalam, misalnya cafe mini.
Ketika menapak jalan setapak, ternyata tempat-tempat untuk selfie itu sudah dipenuhi oleh pengunjung yang kebetulan atau memang "hobby" selfie" ini khusus perempuan saja. Padahal hari itu adalah hari Selasa. Bagaimana jika kondisi weekend? Pasti penuh dan tidak nyaman untuk berselfie.
Tak kalah menariknya pebisnis lokasi ini juga menyiapkan juru potret profesional dengan tema-tema tempat yang ingin dipotretnya dan mencetaknya. Tentunya ada tambahan biaya setiap kali memasuki spot selfie yang punya tema berbeda. Kecuali Anda hanya berselie di luar arena.
Sayangnya, jika mereka tak menyukai selfie, maka tempat ini hanya sebuah tempat yang hanya menyuguhkan bangunan buatan miniatur tanpa makna sejarah atau histori atau sesuatu yang dapat bermanfaat bagi pengetahuan.
Inilah jelinya para pebisnis tempat wisata yang menyuguhkan suatu arena yang memuaskan mereka yang benar-benar haus akan selfie dan memuaskan pengalaman selfie mereka untuk bisa meracuni calon pengunjung yang belum sempat mampir setelah mereka melihat hasi selfie yang memang dibuat semenarik dari aslinya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H