Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Final, PPh UMKM Hanya 0,5%

10 Juli 2018   16:31 Diperbarui: 11 Juli 2018   12:46 1199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap persoalan yang dihadapi oleh UMKM selalu ditanggapi  serius oleh Pemerintah.  Menteri Keuangan sebagai wakil Pemerintah pernah mendengar keluhan dari para UMKM bahwa tariff pajak bagi UMKM Menengah  dan Kecil tu terlalu mahal . Tarif Final yang berlaku adalah 1% dari omzet per bulan untuk UMKM  Menengah dan Kecil.

Sebagaimana diketahui yang dimaksud UMKM Menengah adalah mereka yang memiliki aset sebesar Rp.500 jjuta sampai Rp.10 milliar dan omzet atau hasil penjualan sebesar Rp.4.8 milliar. Sementara UMKM kecil yang memiliki aset sebesar Rp.50 juta sampai Rp.500 juta dan hasil penjualan atau omezet Rp.300 juta sampai dengan Rp.2.5 milliar.

Keluhan itu ditanggapi positif oleh Menteri Keuangan dengan mengeluarkan PP No.46 tahun 2018 yang intinya menurunkan tariff Final pajak untuk UMKM Menengah dan Kecil dari 1% menjadi 0.5%   berlaku untuk 1 Juli 2018.

Jadi untuk pajak bulan juni yang dibayar bulan Juli tetap dikenakan tariff 1% sedangkan untuk pajak bulan Juli yang dibayarakan bulan Agustus dikenakan tarif 0.5%.  Tariff final ini tidak berlaku untuk mereka yang berprofesi sebagai konsultan, dokter, apoteker, arsitek,  ahli hukum dan profesi lainnya.

Dijelaskan juga oleh Bapak Hestu Yoga Saksama, Direktur Penyuluhan, Hubungan dan Pelayanan Masyarakat  bahwa ada  dua option bagi UMKM untuk memilih dua skema yang tercakup sesuai dengan peraturan:

  • Skema Final:   total omzet 1 bulan x 0.5%  =  total pajak yang dibayarkan bulan berjalan
  • Skema Tariff Normal :   sesuai dengan laba bersih dari tiap bulan dengan menggunakan tarff normal sesuai dengan jumlah laba bersihnya  (ada beberapa tier seperti contohnya sampai dengan beberapa tier.

Dengan adanya dua option ini , para UMKM ini dipermudah dengan tidak perlu meminta surat keterangan bebas pajak penghasilan dan sebagainya. 

Pilihlah sesuai dengan yang diinginkan option.  Jika dipilih skema final 0.5%  artinya para UMKM tinggal hitung tiap hari berapa penjualannya sampai sebulan  . Sebagai contoh tanggal 1 Juli hasil penjualan 5 juta, tanggal 2 Juli  8 juta, selama satu bulan ditotal katakan  total hasil penjulan 120 juta maka pajak yang dibayarakan:  120 juta x 0.50%  =   600 ribu.    

Jika dipilih Skema normal maka  dihitung dulu berapa total penjulan selama bulan Juli dipotong dengan biaya-biaya hasilnya net income atau hasil penjualan bersih contohnya net income bulan juli Rp.125 juta .  Untuk perhitungan net income ini harus menggunakan pembukuan. Pembukuan ini harus diberikan disertakan pada saat pembayaran pajak.   Jumlah pajak dari net income ini sesuai dengan tiernya, tier 1 sampai 4 

tangkapan layar pribadi
tangkapan layar pribadi
Cara pencatatan juga mudah:

Ada aplikasi yang menyediakan cara pencatatan omzet  maupun penghasilan bersih yang dapat diunggah di  berbagai aplikasi.

Cara Pembayaran yang makin mudah:

Bagi para UMKM pun sekarang sangat dimudahkan dengan cara pembayaran pajak penghasilannya dengan tidak usah ke Bank atau ke Kantor Pajak.  

Setelah mengetahui jumlah perhitungannya, langsung ke ATM bank Mandiri , BNI , BCA dengan fitur pajaknya melalui 6- 7 langkah, langsung bayar tanpa harus meminta billing code dari kantor pajak.

Inilah langkah-langkah saat ber ATM di masing-masing bank:

ATM Bank Mandiri. Dok Pribadi
ATM Bank Mandiri. Dok Pribadi
ATM Bank BNI . Dokumen Pribadi
ATM Bank BNI . Dokumen Pribadi
ATM Bank BCA . Dok Pribadi
ATM Bank BCA . Dok Pribadi
Alasan Pemerintah menurunkan pajak:

Berbagai pertanyaan pun timbul alasan apa dibalik penurunan pajak dari 1% jadi 0.5% , bagaimana dampaknya dengan penurunan itu  terhadap ABPN ini.  

Sebenarnya Pemerintah sangat mengharapkan bahwa dengan jumlah total pelaku UMKM 59,2 juta itu ikut berpartisipasi dalam pembayaran pajak setelah adanya penurunan pajak ini. Saat ini menurut Dirjen Pajak,  total UMKM yang baru aktif dalam pembayaran pajak berjumlah 1,5 juta  Wajib Pajak.   Perlu ditingkatkan sampai semuanya bisa ikut berperan serta untuk berkontribusi dalam pemasukan pajak untuk pendapatan negara dan pembangunan berbagai sarana, infrastruktur dan sebagainya.

Dampak dari penurunan pajak tentunya pasti ada . Katakan dari jumlah UMKM yang membayar itu 1,5 juta wajib pajak maka penurunannya  0.5% (1%-0.5%) x 1,5 juta x 5,8 Triliun (penerimaan tahun 2017).  

Dalam jangka pendek penurunan ini tidak begitu signifikan, tetapi dalam jangka panjang diharapkan dengan penurunan ini jumlah WP UMKM yang membayar pajak makin meningkat. Dengan demikian total pembayaran pun akan meningkat seiring dengan meningkatnya WP UMKM yang membayar pajak.

Target atau exposure angka tidak dinyatakan secara jelas atau bahasa halusnya "rigid" tapi justru penekannya kepada partisipasi aktif dari UMKM unutk membayar pajak secara aktif demi berkontribusi pada pembangunan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun