Tamu yang datang akan memiliki kesan pertama tentang negara yang dikunjunginya dari pengalaman pertama kali menginjak bandara. Sayangnya, bandara kedatangan Soekarno Hatta itu beberapa hari yang lalu tercoreng akibat ulah  dari seorang anak pelajar SMP yang mencuri koper di Termilan 3, Bandara Soekarno Hatta.
Sebelum terjadi pencurian koper, adanya kasus-kasus kehilangan barang yang ada di dalam koper penumpang. Saat koper itu selesai diperiksa di bagian check-in, maka koper yang sudah diperiksa itu masuk ke conveyor belt yang selanjutnya diatur oleh para petugas untuk diangkut dan dimasukkan ke pesawat.
Petugas yang notabene adalah pegawai outsourcing ini memang diketahui sudah ahli dalam mengambil barang barang dalam koper dalam waktu yang singkat.
Bayangkan hanya dalam hitungan menit, dia bisa membuka atau menyilet ritsluting dari koper dan mencuri barang di dalamnya.
Namun, minggu ini terjadilah kehebohan dengan adanya video viral yang dipotsing oleh seorang penumpang Garuda yang memperlihatkan pencurinya dengan tenang sekali mengambil koper pertama dan lalu mengambil koper kedua.
Setelah selesai, dia menyimpan di suatu tempat. Lalu dia meletakkan kedua koper itu ke dalam trolley di atasnya ada tas miliknya untuk mengelabuhi.
Dia dapat ke luar dengan bebas dari terminal tiga tanpa pemerikasaan dari petugas maupun pemeriksaan stiker bagasi sama sekali.
Dengan adanya laporan kehilangan oleh pemilik koper kepada bagian Lost and Baggage dari Garuda (kebetulan penumpang itu adalah dari maskapai Garuda), petugas telah menyelediki ke bagian check-in kota asal dimana penumpang itu berangkat. Ternyata koper sudah diberangkatkan bersama dengan pesawat yang sesuai dengan tiketnya.
Penasaran tidak mendapat jawaban dari pihak Lost and Baggage, penumpang minta agar CCTV dari bagian kedatangan di conveyer belt dibuka. Terlihatlah seorang pemuda berusia sekitar 16 tahun, dengan kaos putih dan celana pendek dengan memakai sepatu "kets".
Dia dengan mudah masuk ke tempat kedatangan tanpa kesan dicurgai sama sekali, dan sudah berada di area conveyor belt itu sejak pukul 18.30. Sempat menunggu di conveyor belt nomor 8 lalu dia menuju ke conveyor belt nomor 10 dan mulai mengambil koper.
Gayanya sangat profesional dan tidak pernah ragu-ragu dengan menengok ke kiri ke kanan seperti ketakutan, tapi dengan cekatan langsung mengambil koper yang bukan miliknya.
Dengan adanya CCtV itu , petugas terus menelusuri bagaimana pemuda itu bisa masuk, bisa keluar dengan mobilnya. Ternyata dia adalah seorang anak berinisial DV (15). Seorang pelajar SMP, hanya mencuri koper di bagasi Terminal 3, Bandara Soekarno Hatta. Di sana, DV telah lima kali beraksi sejak Juli 2017.
Ketika polisi sudah sampai di rumahnya terlihatlah berjejeran koper-koper yang pernah diambilnya. Motivasi sedang digali oleh politisi. Tampaknya pencurian itu dilakukan karena kegemarannya mengkoleksi koper-koper.
Bagaimana tindak lanjut dari aparat Bandara?
Melihat kejahatan yang sangat mudah sekali dilakukan oleh seorang anak yang baru berusia 15 tahun, jika hal ini dibiarkan saja tanpa pencegahan, maka hal ini bisa saja ditiru oleh mereka yang ingin melakukannya.
Keamanan dari pengambilan bagasi harus diperketat dengan menempatkan beberapa petugas yang mencocokkan antara stiker di bagasi dengan stiker yang dibawa oleh penumpang.
Jika penumpang yang datang begitu banyak karena kemungkin kedatangan beberapa maskapai penerbangan sekaligus, maka digunakan sistem teknologi untuk scanning dari sticker yang dibawa penumpang itu sesuai dengan catatan yang ada dalam sistem (terintegrasi dan terkoneksi.
Semoga kejadian tidak terulang kembali dan keamanan untuk koper penumpang terjamin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H