Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Uang Kuliah Mahal dan Terobosan Baru Bernama "Student Soft Loan"

28 Maret 2018   11:17 Diperbarui: 3 April 2018   10:30 1708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memiliki anak yang ingin masuk perguruan tinggi perlu persiapan dana cukup besar. Jika tanpa adanya  persiapan dana sungguh suatu keniscayaan. Untuk membiayai seorang mahasiswa yang lulus dari tes masuk Perguruan Tinggi Negeri melalui jalur mandiri di tahun 2017 /2018 membutuhkan dana yang cukup besar. Apalagi ditambah dengan  inflasi biaya pendidikan setiap tahun meningkat hampir 5-10%.

Untuk melihat dan membandingkan berapa uang yang harus dikeluarkan oleh orangtua untuk anaknya per tahun semua dapat dilihat dalam sistem Uang Kuliah Tunggal (UKT). UKT berlaku untuk membayar uang kuliah program sarjana untuk jalur SNMPTN/SBMPTN/Ujian Tulis  tergantung berdasarkan jumlah total penghasilan kotor ayah dan ibu ditambah penghasilan tambahan ayah dan ibu.

Saya hanya mengambil contoh UKT  dari salah satu perguruan tinggi, yaitu Universitas Gajah Mada. Berikut adalah kategorinya:

ugm.com
ugm.com
Dari kategori itu ditentukan tabel biaya UKT, berikut adalah biayanya:

gama.com
gama.com
Semakin besar pendapatan orangtua, semakin besar pula biaya UKT-nya. Jika orangtuanya hanya sebagai buruh, tukang becak, petani, calon mahasiswa dapat mencoba beasiswa yang disalurkan melalui Bidikmisi. Tentunya  ini harus melalui seleksi super ketat. Diketahui bahwa jumlah mahasiswa dari orangtua yang tak mampu ini jumlah sekitar 30% artinya, jika Bidikmisi ini hanya bisa mendanai 6%-nya, saja, maka sisanya sudah tidak bisa mendapatkan kesempatan untuk kuliah.

Belum lagi calon mahasiswa dari orangtuanya yang punya pendapatan pas-pasan, misalnya orangtuanya pendapatan Rp. 3,5juta, memang biaya kuliah hanya Rp 1 juta tapi itu belum termasuk uang transportasi, kos dan uang makan, apalagi jika orangtuanya punya lebih dari 1 anak.

Lalu, bagaimana masa depan buat calon mahasiswa yang tak bisa kuliah hanya karena masalah mahalnya uang kuliah?

Pemerintah dalam hal ini Menteri Ristek sudah melihat persoalan yang ada di permukaan, banyak calon mahasiswa yang pintar, genius selalu terbentur dengan biaya kuliah karena orangtua tak mampu membiayai.

Selama ini calon mahasiswa tak bisa pinjam langsung ke universitas karena universitas bukan lembaga peminjaman untuk pembayaran kuliah. Demikian pula, mahasiswa tidak bisa akses ke perbankan untuk mendapatkan soft loan atau pinjaman lunak karena syarat-syarat untuk mendapatkannya masih menyulitkan dengan adanya skema yang ketat, jaminan kolateral yang sangat liquid.

Terobosan dan gagasan sedang diluncurkan oleh pemerintah dengan adanya kredit lunak pendidikan bagi mahasiswa. Terutama buat mahasiswa dari kalangan menengah ke bawah. Dengan adanya kredit lunak dapat memperluas akses kuliah bagi mahasiswa yang kesulitan untuk membayar uang kuliah. Perguruan Tinggi jadi tumpuan mahasiswa sebagai penjamin atau agunan atas kredit yang diberikan oleh bank. Alasannya karena perguruan tinggi memiliki data mahasisa yang dinilai layak untuk mendapat pinjaman dan mempertanggung jawabkan pinjamannya.

Data Kementerian Dikti Riset Teknologi tahun 2017 menunjukkan bahwa 33,4 persen penduduk Indonesia berusia 19-34 tahun. Mayaoritas mahasiswa , 62,2 persen, orangtuanya berasal dari kategori 5 (penghasilan kurang dari 10 juta) sementara 30 persen mahasiswa dari kalangan menengah ke bawah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun