Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hapuskan Perbudakan Masa Kini

23 Januari 2018   17:50 Diperbarui: 23 Januari 2018   17:58 864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika saya melihat  video Voice of America yang menayangkan pameran foto di   Museum Sejarah & Budaya Afrika Amerika. Tampak sekali Pengunjung  antusias untuk mengikuti, mengetahui  sejarah perbudakan dengan tema   perbudakan orang Afrika .   

Berangkat dari sejarah, orang-orang Afrika telah dijadikan budak sejak tahun 1960 , saat Presiden Amerika pertama, George  Washington memperkerjakan  orang-orang Afrika sebagai budaknya.  Tampaklah bahwa perbudakan kepada orang Afrika itu penuh dengan penderitaan.  Tempat tidurnya terletak di bagian belakang, tanpa makanan yang bergizi , tanpa bayaran untuk hasil kerjanya.

Budak-budak itu diharuskan bekerja tidak manusiawi sekali.  Kaki mereka diikat dengan besi seperti tahanan sehingga mereka tidak bisa lari.  Mereka tidak dibayar, maupun tidak diberikan makan selayaknya.

Sejarah perbudakan di Amerika itu ternyata tidak ditutup-tupi, Amerika sengaja membuka suatu Museum "Sejarah dan Budaya Afrika Amerika" untuk visualisasi awal adanya orang Afrika datang ke Amerika termasuk perbudakannya.   Dari sejarah itu Amerika dan Afrika belajar bahwa ada perbedaan ras, diskriminasi yang harus dibayar sangat mahal oleh para budak itu.

Perbuatan itu sangat melawan hukum, tetapi terjadi dimana --mana baik di negara modern, maju seperti Amerika bahkan sampai India,Nepal,Congo, Ghana,Haiti, Senegal.

Manusia tak berdaya berhadapan dengan orang-orang yang punya kekuasaan karena mereka  ditakdirkan menjadi manusia  yang lebih rendah sosial ekonominya, pendidikannya.

Ketika mereka tidak punya solusi lain, mereka mau menyerahkan dirinya untuk ditindas.  Ditindas fisiknya dan jiwanya. Seolah manusia yang mau dijual kepada orang lain itu tak punya harga diri lagi.  Mereka itu ada di sekeliling kita,  puluhan juta terjebak dalam perbudakan saat ini.  Mereka tersembunyi dari pandangan kita, diperjakan secara paksa dalam pabrik,pertambangan, lapangan konstruksi.  Yang lainnya mereka disekap dalam rumah pribadi .   Mereka terjebak oleh para penjebak  dengan janji --janji yang manis , terkena janji yang tidak benar, atau terjebak karena utang yang cukup besar. 

Perbudakan Zaman kini:

Ada ribuan orang yang terjebak dalam perbudakan dengan berbagai macam bentuknya di dunia ini.  Ilmuwan memperkirakan ada 40 juta orang diperbudak, dan menghatesilkan keuntungan sebesar $150 milyar bagi para pelaku /penjual perbudakan.

Jenis perbudakan masa kini:

  • Perbudakan Buruh: Hampir 50 persen adalah buruh/pekerja yang diperkejakan di industri dimana dibutuhkan tenaga kerja manual seperti peternakan,penebangan,pertambangan,perikanan,industri jasa seperti pencuci pring,petugas kebersihan,tukang kebun dan pembantu rumah tangga.
  • Perbudakan sex:  Hampri 12.5 persen terjebak dalam perbudakan prostitusi.
  • Perbudakan Pernikahan: Hampir 37.5 persen terlibat atau terjebak dalam pernikahan yang dipaksakan.
  • Perbudakan Anak:  Hampir 25 persen adalah perbudakan anak untuk bekerja di usia dini.

Perbudakan sekarang ini merupakan kejahatan tersembunyi sehingga mempersulit  untuk diketahui oleh publik untuk mengetahui maupun untuk melaporkan untuk mendapatkan bantuan.

Peningkatan  Perbudakan Modern:

Perbudakan sudah muncul berabad-abad yang lalu, tetapi kebangkitan kekuataan ekonomi dan sosial telah meningkatkan kerentanan manusia untuk perbudakan. Ada beberapa alasan terjadinya peningkatan perbudakan modern:

  • Jumlah Penduduk:

Peledakan jumlah penduduk yang meningkat hampir tiga kali lipat di dunia terutama di negara berkembang. Di beberapa negara, penduduk telah berkembang lebih cepat dari perkembangan ekonominya membuat kerentanan ekonomi masyarakat.

  • Perpindahan/Migrasi Penduduk:

Ribuan warga berpindah dari desa ke kota, dari negara yang miskin ke negara yang kaya untuk mencari pekerjaan.  Para pencari perbudakan dapat ditipu oleh mereka yang sering disebut sebagai "perekrut" pekerja. Para migran sangat rentan ditipu karena mereka jauh dari negaranya, mereka tidak dapat berbicara bahasa lokal  ,tidak memiliki dana untuk pulang ke negara atau orang yang dapat dipercaya.

  • Korupsi:

Pemerintah yang korupsi membiarkan perbudakan tanpa adanya hukuman.  Bahkan pejabat dari Pemerintah tidak menyadari bahwa orang yang diperbudak karena utang itu merupakan suatu hal yang illegal.  Para pekerja tidak memiliki perlindungan dari  predator lapor kepada polisi

  • Diskriminasi

Tidak adanya keadilan sosial membuat ketahanan ekonomi dan sosial yang berdasarkan gender, suku, dan ras.

Adalah Kay Chernush , seorang fotographer internasional yang telah mengemban profesinya selama 35 tahun,travelling ke luar negeri atas kerja- sama dengan 500 perusahaan multi nasional dan NGO.   Berkarir di Peace Corps, US Agency for International Development, penerima dari FulBright grant di India.   Di tengah kesuksesan karirnya, Kay menemukan dirinya jiwanya kosong tanpa tujuan hidup.

Ketika tawaran dari  US State Department datang,  Kay ingin memasuki dunia baru yaitu mendalami dan mengurangi kejahatan "Human Trafficking and Modern Slavery".

Dengan kekuataan dalam dirinya sebagai artis untuk fotographer, dia membuat suatu projek yang disebutnya "Art works for Freedom".   Kay menggandeng para artis untuk bekerja sama dalam karyanya untuk dipersembahkan dan dijual bagi suatu dialog dan aksi langsung dalam pembuatan anti-human trafficking.    

Suatu kerja sama yang sangat efektif dalam memerangi Human Trafficking dan Modern Slavery ketika semua orang tersadar betapa kerasnya kehidupan orang yang tertindas, dan betapa pertolongan bagi mereka yang tertindas dengan penggunaan hukuman yang berat dan pertolongan melalui survivor yang telah dibentuk oleh Kay dalam organisasi non profitnya.

Kay adalah pejuang dari Human Traficking dan Modern Slavery.

Mari kita perangi segala kejahatan perbudakan dan Perbudakan Modern.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun