Pemaparan dari Menteri Keuangan, Sri Mulyani, utang Indonesia sebesar Rp.3,800 trilliun yang merupakan 28 persen dari produk domestik bruto (PDB).  Tingkat utang sebesar 28 persen dari PDB ini belum membahayakan karena menurut undang-undang  maximum limit utang adalah 60% dari PDB, dan kita pasti menjaganya, cetus Ibu Sri Mulyani. Lebih jauh dijelaskan bahwa dimensi apakah utang Indonesia itu membahayakan atau tidak tergantung dari perspetif faktual atau Persepsi.Â
Untuk faktual, utang Indonesia juga dievaluasi dan diappraise oleh 5 Lembaga  Pemeringkat Kredit atau juga disebut dengan credit rating agency (CRA) seperti  Fitch Ratings, Moody's Investor Service, Standard and Poor's, PT Fitch Ratings Indonesia, PT ICRA Indonesia, dan PT Pemeringkat Efek Indonesia. Pengakuan dari Lemba Pemeringkat Kredit ini akan menentukan apakah utang negara kita itu masih sehat atau sudah diambang batas bangkrut.  Hasilnya berkurang dari rating itu Indonesia dinyatakan sebagai negara yang layak investasi.
Lebih lanjut apakah beban utang itu membebankan APBN kita? Â Â Jika tahun 2017 ,defisit negara kita adalah 2,4- 2,5 % sedangkan pertumbuhan sebesar 5% artinya kita masih kuat untuk membayar utang. Â Jadi generasi masa depan pun tidak perlu khawatir terbebani utang.
Untuk persepsi, sering timbul pikiran yang negatif jika utang terus tambah maka beban akan besar.  Konteksnya harus dilihat secara luas, utang untuk sesuatu yang produktif maka semaunya kembali untuk kesejahteraan masyarakat. Seperti dijelaskan di atas , jika Pemberintah membangun infrastruktur untuk kepentingan masyarakat seperti sekolah,jembatan, tol maka pembangunan ekonomi makin efisien dan  cost dari biaya distribusi akan, pada akhirnya semuanya dikembalikan kepada rakyat.  Artinya jika hanya berpikir tambah besar utang tambah bangkrut adalah hoax.
Kementrian Keuangan akan berusaha untuk mengakomodasi  Statistik komprehensi dari postur pelaksanaan APBN setiap tiga bulan sekali sehingga diharapkan rakyat bisa menilai sejauh mana utang kita berjalan.  Utang jadi langkah hati-hati dari Kementrian Keuangan sehingga dapat melihat Indonesia yang lebih baik di masa depan.
Tahun Politik: Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Pertanyaan klasik ditanyakan oleh Suryopratomo sebagai Direktur Utama Metro TV kepada Ibu Sri Mulyani: Â "Bagaimana kondisi ekonomi Indonesia menghadapi tahun Politik 2018?"Jawabannya sangat lugas bahwa Indonesia telah memiliki demokrasi yang matang sehingga pemilihan kepala daerah di 171 daerah tidak mempengaruhi ekonomi Indonesia. Bahkan, justru ada roda perekonomian yang bertambah karena adanya pesanan kaos, logo, dan lain-lainnya.
Diharapkan agar semua warga tetap memilih calon pemimpin daerahnya yang terbaik sehingga dapat memimpin daerah itu lebih baik dan sesuai kepentingan dari rakyat setempat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI