Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Optimisme Sambut 2018

11 Januari 2018   17:34 Diperbarui: 11 Januari 2018   19:40 1119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Awal tahun memang merupakan waktu yang tepat untuk membicarakan apa akan yang terjadi di tahun 2018.  Banyak yang bersikap optimis , tapi  ada juga yang sebagian besar bersikap pesimis.  Yang pesimis tentunya  menganggap bahwa pembangunan yang telah dibuat itu tidak bermanfaat atau belum melihat manfaatnya, justru akan membebani.  Apalagi pembangunan infrastruktur secara besar-besaran mencapai  Rp.410,7 triliun itu nantinya akan membawa akibat APBN kita akan defisit besar sekali. Mereka yang pesimis juga berpikir, utang infrastruktur bertambah  ,siapa yang akan bayar?  Bagaimana dengan defisit ditambah utang, siapa yang akan bayar? Apa generasi anak cucu kita?

Gambaran atau outlook pesimis ini ternyata telah dijawab oleh pengusaha maupun pemerintah dengan sikap optimisme.

Jika masyarakat hanya melihat bahwa anggaran terbesar untuk infrastruktur, maka masih ada orang yang bersikap optimis. Optimisme Dari pengusaha.  Dalam kesempatan interview,  Metro TV yang diwakili oleh Leo Samosir, telah mewancarai  Dato Sri Tahir , seorang pengusaha filantropis dan Pendiri Mayapada Group   mengatakan bahwa beliau sangat  percaya bahwa  dengan membaiknya ekonomi secara global ekonomi Indonesia akan membaik, karena Indonesia memiliki sumber mineral terbesar. Investasi dalam bidang mineral , harga komoditi akan membaik.   Bahkan, Pemerintah   telah melakukan pertumbuhan sesuai dengan yang ditargetkan pada tahun 2018. Optimisme beliau adalah dari pembangunan pada tahun 2016, 2017 yang telah dilakukan oleh pemerintah terutama dalam bidang infrastruktur.  Dalam jangka menengah dan panjang maka pembangunan infrastruktur ini akan mengurangi biaya ekonomi dan pinjaman akan berkurang .

Sejauh mana pembangunan  infrastruktur akan membebani postur ABN

Kementrian Keuangan.co.id
Kementrian Keuangan.co.id
CCN.Indonesia
CCN.Indonesia
Pembelanjaan pembangunan infrastruktur kelihatan besar,  tapi kita harus melihatnya dari perspektif prioritas. Prioritas utama Pemerintah adalah untuk pembangunan manusianya.   Dianggarkan dalam APBN 2018,  pendidikan sebesar Rp.444,1 T , Infrastruktur Rp.410,7T,  kesehatan Rp.111T,  Aparatur Negara dan Pelayanan Masyrakat Rp.365,8T , Sektor Unggulan Rp.34,8T , Kemiskinan dan kesejenjangan Rp.283T.                  

Pemerintah membangun jembatan, jalan, tol, irigasi, sekolah yang rusak dan baru, memberikan beasiswa, memberikan bantuan kepada mereka yang miskin.  Apabila manusia yang dibangun ini nantinya menjadi manusia yang sehat fisiknya dan pintar pendidikannya, maka mereka inilah yang akan menafaatkan APBN untuk pembayaran utang-utang dengan porsi yang jauh lebih kecil.  

Perhitungan utang infrastrukutur sebesar RP.410,7T  itu bukan hanya didanai oleh pemerintah sendiri.  Untuk sektor infrastruktur Pemerintah selalu berusaha untuk membagi alokasi pendanaan  proyek infrakstrukut 40% dari ABPN , 20% dari BUMN dan sisanya dari swasta.    Untuk pembiayaan infrastruktur oleh Pemerintah telah dihitung dengan jelas bahwa dana yang dikeluarkan sebesar Rp.410,7T itu diharapkan akan kembali atau return dalam sekian tahun setelah selesai pembangunannya dengan hasil dari rakyat yang membeli tiket transportasi.    Jika tidak  mengcover, Pemerintah akan mencadangkan dengan dana dari jaminan .  Dikatakan oleh Ibu Sri Mulyani:  " Untuk proyek LRT pun, yang jumlah dikeluarkan oleh Pemerintah sebesar 9 Triliun, sedangkan jumlah total investasinya sebesar Rp.30 triliun merupakan kerja sama dengan swasta. Swasta akan menikmati hasil investinya setelah proyek itu selesai".

Apabila infrastruktur itu dikelolah oleh BUMN, maka Pemerintah memastikan bahwa BUMN itu memiliki neraca keuangan yang sehat dan aman. Dipimpin oleh Board of Directors yang profesional dan bekerja dengan sangat profesional.  Tentunya semua resiko keuangan ini sangat penting oleh karena itu Pemerintah memperhatikan dengan ketat agar neraca keuangan BUMN yang mendanai infrastuktur itu tetap sehat. Jika tidak Pemerintah akan turun tangan untuk menjaminnya.    Demikian juga untuk pengelolaannya oleh para profesionalisme harus sangat ketat dengan menerapkan sistem good  and clean government.    Apabila ada korupsi harus segera ditangani dengan cepat. 

Jika tadi sudah dibahas dari segi resiko dan tata kelola, maka dari sisi teknikal pun sangat diperhatikan agar insinyur Indonesia sudah dapat memiliki kemampuan yang handal dari segi teknik . Adanya komite kehandalan konstruksi membuat mereka  harus bekerja dengan teliti, secara profesional sehingga tidak ada lagi jembatan yang ambruk.

Sebelum membahas soal utang yang makin membengkak, kembali reporter Metro TV, Leo Samosir,  mewancarai  Bapak Prijono Sugiarto, President Director PT. Astra International Tbk.  Dalam pemaparannya Bapak Prijono mengatakan bahwa  daya beli masyarakat memang hanya 50-60% tetapi iklim investasi naik. Artinya ada iklim investasi naik dan dengan sendirinya  menciptakan iklim kerja.  Ditegaskannya bahwa Astra pun  mencapai investasi tertinggi di tahun 2017.   Untuk tahun 2018,  Pemerintah sudah melakukan pembangunan infrastruktur , hasilnya dapat kita nikmati dalam jangka panjang .  

Utang makin membengkak?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun