Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Filosofi "Chin Chai" yang Enak Didengar, tapi Sulit Dilakukan

19 Desember 2017   14:20 Diperbarui: 20 Desember 2017   10:19 2495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai orang sudah senior, senang sekali baca tentang karakter orang dan filosofi hidup . Loh kok senang?  Kehidupan yang saya sudah alami sudah hampir setengah abad sehingga saya mulai melihat kehidupan ini sebagai bagian penting dengan menjalani filosofi yang memang benar-benas tepat atau sesuai untuk dikerjakan atau dijalankan.

Memang waktu masih muda, nggak pernah memikirkan apa tuh yang namanya filosofi.  Hidup sesuai dengan keinginan, pikiran dan perasaan yang kita sudah terapkan sendiri saja.  Tidak perlu banyak mikir soal filosofi hidup.

Nah, sekarang kok jadi berubah memikirkan soal filosofi?  Setiap perjalanan hidup memang ternyata merupakan suatu proses pembelajaran. Jika pembelajaran itu nggak dilandasi filosofi, maka kehidupan yang dijalani itu akan terasa kadang-kadang menyakitkan, menjengkelkan bahkan mengesalkan. Nah , jika sudah demikian saya pun menyadari betapa pentingnya punya filosofi hidup. Jika hidup sudah sesuai dengan filosofi yang diyakini maka tidak ada namanya  stres yang terjadi karena kesal, marah, kecewa atau dendam atau masih menyimpan penyesalan dari berbagai emosi negatif.

Sebelumnya mengenalkan filosofi "Chin Chai", saya ingin berbagi  tentang 4 tipe manusia dalam filosofi Cina.

  • Huanag Ti Sen, Huang Ti Gu (Badan raja, tulangnya juga tulang raja): Golongan ini adalah orang kaya yang jiwanya juga kaya,  mereka dapat menggunakan kekayaannya untuk dinikmati, tetapi juga mau berbuat amal/kebajikan.
  • Huang Ti Sen, Ji Kai Gu (Badan raja , tapi tulang pengemis): Golongan ini menggambarkan orang kaya tapi tidak bisa menikmati uangnya. Kerjanya sibuk terus menerus untuk mencari uang. Jangankan untuk berbuat kebajikan, setiap tindakan saja dihitung untung runginya. Memiliki mobil bagus cuma bisa dielus-elus saja, bahkan memiliki supir dan pegawai yang justru memakainya. Dunianya cuma toko dan tempat kerjanya.  Tiba-tiba sudah merasa tua  dan hilang kesempatan.
  • Ji Kai Sen, Huang Ti Gu (Badan pengemis, tapi tulang raja): Golongan ini menggambarkan orang yang secara materi cukup biasa saja, tapi dapat menikmati hidupnya. Walaupun hidup pas-pasan, tapi bermental kelimpahan dan jiwa sosial.
  • Ji Kai Sen, Ji Kai Gu (Badan Pengemis, tulang juga pengemis): Golongan ini menggambarkan parahnya hidupnya, miskin, tapi juga bermental miskin seperti pengemis, minta dikasihani terus, istilah kerennya  bermental "poor me" atau kasihanilah saya.

Sekarang apa hubungannya antara keempat karakter itu dengan filosofi "Chin Chai".   Sebagai orangtua, banyak nasihat yang kita terima bahwa hidup harus memiliki banyak sahabat, relasi yang baik, keluarga yang harmonis, berdagang lancar dan hidup menjadi santai dan enjoy,  jadilah orang yang "Chin Chai".

"Chin Chai" artinya tidak terlalu banyak perhitungan untung ruginya dalam melakukan sesuatu, atau istilah yang populer disebut dengan "easy going".

Otak yang selalu banyak perhitungan dipenuhi dengan angka-angka yang bertebaran dalam pikiran kita.  Jiwanya disesaki oleh dua kata yang paling penting dalam hidupnya yaitu UNTUNG  dan RUGI.

Hatinya selalu cemas dan gelisah memikirkan bagaimana meraup keuntungan habis-habisan dan menghindari  kerugian dalam segala bentuk, materi, waktu dan jasa.

Serambut kerugian dipandang serius dan besar bagai Gunung Semeru. Sering mereka harus bersilat lidah, tarik urat dan gontok-gontokan hanya untuk masalah yang sangat kecil atau sepele.

Orang yang penuh perhitungan tak pernah mengalah, apa lagi memberi dan berkorban. Sikap perhitungan membuat hidup tegang, khawatir, capek dan menerita.

Belajar hidup "Chin Chai" selalu mengalah baik itu kepada hal yang benar, memberikan toleransi dan pengertian, mampu bekerja sama, mudah diajak berunding sehingga kita memiliki banyak sahabat dan teman.

Rejeki pun lancar, hidup tenang, ceria dan tidak banyak "gejolak".  Kita dan keluarga kita hidup dalam hidup lebih sehat, harmonis, bahagia dan menikmati hidup.

Nasihat orangtua untuk hidup "Chin Chai" sangat benar dan kunci dari hidup sukses dan bahagia, semuanya ada dalam pilihan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun