Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Buang Sisa Makanan, Ingatlah Mereka yang Kelaparan

24 November 2017   17:27 Diperbarui: 24 November 2017   17:38 2360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seringkali kita lapar mata, beli makanan sebanyak-banyaknya dan ketika waktu makan tiba, makanan itu tidak dihabiskan bahkan seringkali sisa makanan  dibuang di tempat sampah. 

Kebiasaan pesta pernikahan di Indonesia selalu diikut sertakan dengan makan-makan besar. Makanan yang disediakan bukan hanya sesuai dengan porsi makan rutin kita, tapi bisa dua atau tiga kali lipatnya.   

Sayangnya, seringkali yang dimakan itu tidak dihabiskan.   Entah itu suatu habit atau kebiasaan yang jelek atau belum ada kesadaran bahwa sebaiknya kita makan secukupnya dan tidak membuang yang tidak bisa kita makan. Apa yang terbuang itu dapat dimakan oleh orang lain yang membutuhkannya.

Alasan pengundang merasa malu jika makanan yang disediakan untuk tamu sampai kurang. Padahal tamu yang diundang ratusan dan jika satu keluarga bawa 2 atau 3 orang maka harus disedikan 2 atau 3 x undangan. Artinya jika mengundang 200 undangan harus menyiapkan 400 porsi makanan.

Variasi makanan yang disiapkan juga beraneka ragam. Jadi perut yang biasanya cukup makan dengan satu atau dua macam jenis makanan , pada pesta perut akan diisi dengan aneka jenis makanan.  Kadang-kadang memaksakan makanan sampai perut sangat penuh dengan makanan.

Kebiasaan membuang bahan makanan juga dilakukan di bebeapa negara maju.  Pembuangan di negara maju biasanya dilakukan oleh supermarket yang menjual bahan-bahan makanan yang diletakkan display. Ketika  bahan itu sudah "expiry" maka bahan itu harus dibuang .  Timbullah limbah makanan yang begitu banyaknya tanpa bisa diolah sebelumnya.

Pembuangan makanan atau limbah makanan menjadi suatu hal yang melanggar moral.   Diingatkan oleh Organisasi Pangan Sedunia atau disebut dengan  FAO  PBB,  kita tidak boleh menyia-nyiakan makanan karena ada 800 juta jiwa di seluruh dunia menderita kelaparan  dan makanan yang terbuang sebanyak 1,3 miliar ton per tahun di seluruh dunia.

Bayangkan bahwa makanan yang terbuang itu cukup bahkan lebih dari dua kali mencukupi kebutuhan mereka yang kelaparan jika kita tidak membuangnya dengan sia-sia.

Apabila tiap 1 gram beras berisi 50 butir beras. Jika dikonversikan kedalam KG (kilo gram), maka 250 juta butir nasi sama dengan 5.000 Kg atau sekitar 5 ton yang akhirnya akan dibuang setiap hari dalam satu kali makan.

Ironisnya, menurut data PBB pada tahun 2010 sampai 2012 jumlah penderita kelaparan didunia mencapai 868 juta orang atau 12,5 persen dari jumlah populasi dunia. Sedangkan di daerah Afrika badan PBB pada tahun 2013 tercatat sebanyak 11,3 juta orang dilaporkan menderita kekurangan pangan di benua Afrika.

Mengingat bahwa kita tak boleh menyia-nyiakan makanan yang masih sangat dibutuhkan oleh orang lain, maka timbullah pemikiran atau gerakan yang diprakasai oleh Bridestoryuntuk membagikan sisa makanan kepada mereka yang membutuhkan.

Bridestorybekerja sama atau berkolaborasi dengan Food Cycle, sebuah organisasi nirlaba yang berfokus untuk mendistribusikan makanan kepada mereka yang membutuhkan, terutama di Jakarta, untuk membantu mengurangi angka kelaparan.

 Program 'A Blessing to Share'dicetuskan. Melalui "A Blessing to Share", Bridestory dan Food Cycle mendorong para calon pengantin dari seluruh Jakarta untuk menyumbangkan surplus makanan mereka untuk dibagikan kepada mereka yang membutuhkan. 

Anda sebagai penyelenggara pesta dapat memberikan sisa makanan itu , hanya  tinggal isi data lengkap di formulir di situs https://ablessingtoshare.bridestory.com/

Makanan yang sisa itu harus masih dalam kondisi yang baik, lalu dicheck dulu kualitasnya, dibungkus atau dikemas kembali ke dalam kotak-kotak makanan plastik seperti tempat makanan . Ketika sudah siap, maka dengan dukungan GO FOOD melalui  layanan GO-JEK,GO-SEND dan GO-BOX. GO-JEK akan mendistribusikan dan membagikan kepada mereka yang sudah dilist  untuk menerima karena kebutuhan makanan .

Senyum kebahagiaan bagi mereka yang menerima karena mereka dapat makanan yang masih sehat dan sempurna.   Kebahagiaan mereka menjadi kebahagiaan kita semua yang telah membagikan makanan sisa itu dengan cara yang sangat sederhana namun bermanfaat .

Ayo, semuanya berpartisipasi untuk dunia yang lebih nyaman dan sehat dengan tidak membuang sisa makanan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun