Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Teman Curhat yang Jadi Berkat

23 Oktober 2017   19:20 Diperbarui: 23 Oktober 2017   19:39 1685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di zaman milienium ini semua serba instan, tidak ada jarak, tidak ada waktu, tidak ada percakapan hati ke hati.   Lihatlah di lingkungan yang paling terkecil, keluarga.   Tempat dimana seharusnya interaksi ibu, ayah, anak-anak bercengkerama ketika ada waktu bersama.  Misalnya hari Sabtu dan Minggu adalah hari yang sangat tepat untuk dapat berkumpul.  Berkumpul dan berinteraksi  ketika berada di meja makan atau pergi bersama-sama ke mall.   Namun, faktanya, ketika di dalam mobil , masing-masing baik ibu maupun anak-anak langsung buka gadget dan diam seribu bahasa dan mereka asyik dengan gadgetnya. 

Alone in the crowd:

Sering menemui di tengah kerumuman orang yang banyak sekali berkumpul ada seseorang yang hadir sendiri dan merasa dirinya tidak dipedulikan oleh orang lain.   Di tengah sebuah pesta besar dimana biasanya kerabat dekat atau teman dekat hadir , kita bisa berinteraksi bahkan bersilaturahim. Ternyata tidak , ada orang-orang yang merasa dirinya kesepian dan menjadi terasing karena semua orang tidak peduli dengan dirinya.   Ada yang mengatakan bahwa dirinya bagaikan orang asing yang hanya menjalani kontak eksternal, artinya bersalaman secara formal dan bersapa tanpa makna, lalu lewat begitu saja, bagaikan bola karet yang memantul.

Seberapa orang yang mengenal satu sama lain dengan kedalaman orang tersebut. Kita tidak hanya peduli dengan penampilan luarnya, fisiknya , atau hanya di permukaan luar saja.

Ada yang hilang dari apa yang dinamakan "mengenal sedalam mungkin" dari orang-orang yang dekat dengan kita.  Tampaknya orang yang terhilang itu menjadi makin tak merasa nyaman karena kebutuhan jiwanya untuk diperhatikan tetapi tidak menemukan siapa pun di tempat dia ingin diperhatikan.  Tempatnya berdekatan, tapi kita tak ingin tahu atau tidak mengenal apa yang dialaminya atau tidak ingin mengetahuinya.   Siapa yang mau peduli dengan orang yang demikian itu?

Ini bukan kepo!  Sama sekali bukan karena kita tidak berbicara tentang mencari tahu urusan orang lain. Tetapi lebih kepada mencari sahabat dan menjadi sahabat bagi orang lain.

Apakah fenomena di kota besar atau metropolitan itu sudah sedemikian hilang kepeduliannya?   Orang terdekat atau keluarga sendiri saja seolah merasa "loneliness" karena dicuekin atau tidak dimengerti atau sering ada slogan yang sangat menyakitkan  "SLOS"  artinay susah lihat orang senang, senang lihat orang susah.  

Isolation effects on the Brain:

Setiap pribadi yang merasa "Lonely"  pada dasarnya tidak ada aktivitas di area Ventral Stratura, terlihat bahwa di otak itu terlihat gambar yang menyenangkan maupun yang tidak .  Seolah otak itu sedang dalam proses LEARNING.

Sebaliknya pada orang "Unlonely" , otak menunjukkan aktivitas di bagian Temporaparietal Junction yang berkaitan dengan EMPATI.

Kebutuhan dasar manusia:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun