Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Moment of Truths"

18 Oktober 2017   17:17 Diperbarui: 18 Oktober 2017   20:13 944
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Waktunya tentu juga pas dengan kesiapan emosi kita untuk membicarakan apa yang jadi pergumulan atau hal-hal yang kadang menurut orang lain tidak layak tapi sudah kita lakukan. Tentunya ini memang butuh orang yang sungguh-sunguh bisa menerima apa yang ktia katakan atau kemukakan karena tidak setiap orang bisa menerimanya.  Ada orang yang tidak bisa menerima kondisi kita karena kita dianggapnya melanggar norma lalu bukannya kita disupport tetap justru kebalikannya  kita dikritik habis-habisan.  

Budaya kita memang tidak mudah menerima apa "kebenaran" yang dilakukan oleh orang lain yang tidak sama perspektif dengan dirinya.  Disinilah letak kesulitan untuk bicara dari hati ke hati. 

Tapi percayalah bahwa  "Moment of Truth" itu sangat krusial dikemukakan karena kita tidak mau jadi orang yang terbebani oleh diri kita sendiri karena kebohongan-kebohongan yang dilakukan oleh diri kita sendiri.

Peristiwa yang saya ceritakan di sini ketika seorang ibu yang ingin jadi "hero" di  keluarganya .Sebenarnya suaminya sudah tak bekerja lagi, kebetulan anak yang besar pun sedang mengalami goncangan dengan adanya PHK di pekerjaan.  Tadinya anaknya yang paling besar itu punya karir yang sangat baik sebagai general manager. 

Tetapi pengaruh dan ambisi dari ibunya yang ingin agar anaknya pindah ke perusahaan yang menawarkan gaji yang lebih besar maupun posisi yang lebih tinggi . Ketika dia sudah pindah ke perusahaan lain itu ternyata  kompetitor di perusahaan baru itu sangat ketat , dia tersingkir bahkan perusahaan itu menganggap dia tak punya kompetensi. Akhirnya, anaknya itu keluar dari pekerjaan bahkan sempat depresi.

Depresi itu membuat dia tak bisa bekerja. Akhirnya ibunya ini mencoba bertahan dengan minta uang kepada adiknya.   Adiknya yang merasa kasihan ini bahkan menjadi jeratan untuk kakaknya untuk tiap bulan minta uang untuk kehidupan keluarganya. 

Hal ini terjadi bertahun-tahun.   Akhirnya istri adik mengetahui hal ini dan mencoba minta agar iparnya ini tidak lagi minta uang terus menerus karena masing-masing keluarga ada kebutuhannya. 

Jawaban yang mengejutkan adalah "O  saya tidak pernah minta uang , uangnya berasal dari anak saya (anak yang terbesar)".   Kepada anaknya yang terbesar pun , ibu ini selalu mengatakan bahwa dia mendapatkan uang karena punya simpanan tabungan selama dulu dia bekerja.

Suatu kebohongan demi kebohongan disimpan dalam keluarga itu. Pada akhirnya, kebohongan itu tidak lagi bisa disimpan terus menerus. Suatu saat istri adiknya yang sudah tidak lagi tahan dengan sikap kakak iparnya langsung mengatakan terus terang kepada anak terbesar itu bahwa permintaan uang tidak bisa dilakukan lagi.    Barulah di situ kebohongan itu tersingkap.  Anak baru tahu bahwa uang yang dibilang oleh ibunya bahwa itu uang simpanan ternyata uang minta-minta kepada adiknya.

Pembelajaran untuk bersikap "Moment of Truth"  adalah suatu sikap yang sangat penting karena  manusia hidup ini tidak hidup dengan topeng-topeng yang dibuatnya.  Suatu kali pasti topeng itu akan terbuka. Hanya waktu saja yang menentukan.   Jadi kita tak perlu lagi menyimpan sesuatu yang menurut kita "aib" selama apa yang kita katakan itu benar dan caranya dengan tepat dan kepada orang yang mau menerima kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun