Bermula dari meninggalnya dengan meninggalnya bayi Debora yang terlambat mendapat penanganan yang baik di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres, Tangerang
Kita sebagai ibu tentunya menyadari bahwa bukan hanya takdir yang dipersalahkan tetapi yang paling penting adalah mengetahui mengapa kita sebagai ibu terlambat mengantisipasi dalam penanganan bayi lahir Prematur. Â Debora dilahirkan prematur 8 bulan. Â Biasanya bayi prematur itu memiliki beberapa kelemahan baik fisiknya maupun tumbuh kembangnya. Â Calon ibu yang melahirkan bayi prematur harus mengantisipasi adanya kelainan atau kelemahan bayi.
Bayi lahir prematur itu artinya bayi yang lahirnya  dari rahim sebelum waktu perkembangan yang seharusnya. Kehamilan biasanya memakan waktu sekitar 40 minggu. Bayi disebut lahir prematur jika persalinan terjadi sebelum bayi mencapai usia 37 minggu di dalam rahim sang ibu.
Prematur itu terjadi karena beberapa faktor seperti yang dijelaskan sebagai berikut ini:
1.Infeksi:  yang disebabkan oleh penyakit menular seksual : klamidia, gonore dan trikomoniasis  dan disebabkan oleh infeksi saluran kecing yang disebut dengan
2. Ibu yang sedang hamil mengalami gangguan kesehatan seperti diabetes, tekanan darah , anemia selama masa kehamilan.
3. Gaya hidup ibu hamil seperti merokok, minuman keras, kurang nutrusi selama kehamilan.
Apabila Ibu terpaksa harus melahirkan bayinya sebelum 40 minggu dari kehamilan bayi yang normal maka  ada faktor-faktor risiko untuk bayi mengalami berbagai komplikasi.   Begitu bayi itu lahir, dokter anak akan memasstikan apakah ada gangguan yang berarti . Deteksi dini ini untuk melihat kelainan kelainan misalnya di kepala,jantung, pernapasan, pencernaan, penglihatan dan pendengaran. Â
Bayi yang rentan dialami oleh penglihatan misalnya retionopathy of prematuriy (ROP). Â Hampir 3 persen bayi prematur akan mengalaminya . Â Jika tidak ditangani dengan cepat maka akan menimbulkan kebutaan.
Menjadi orangtua yang sadar bagaimana merawat bayi prematur
Orangtua di Indonesia harus sadar bahwa bayi yang dilahirkan prematur kurang dari 40 minggu itu umurnya masih kurang fisiknya dan tumbuh kembangnya. Â Â Oleh karena itu saat bayi harus dimasukkan ke dalam inkubator dalam waktu yang cukup lama, orangtua harus memiliki kesadaran tentang alasan bayi itu berada dalam inkubator. Â Â Selain agar tubuhnya dapat mengimbangi dengan bayi yang fisik, juga tumbuh kembangnya juga harus sama dengan bayi normal.
Mengusahakan tumbuh kembang seperti bayi normal harus melalui berbagai tahap. Â Jika dokter anak menemukan adanya kekurangan berat badan, lingkar kepala, kelainany lainnya maka dokter akan menganjurkan metode apa yang paling tepat agar bayi itu tumbuh kembangnya dapat mengejar sama dengan bayi normal.
Pemahaman tentang bayi premature:
Sebagai orangtua yang memiliki bayi prematur, sebaiknya  tidak bertindak apatis dan pasif. Tetapi selalu membawa bayinya ke dokter anak dan menunggu hasilnya dari grafik tumbuh kembangnya sesuai dengan tumbuh kembang yang normal.
Pengetahuan dari seorang ibu yang melahirkan bayi prematur dapat dilihat dari berbagai media sosial atau langsung bertanya kepada dokter
Sekarang ini ada suatu komunitas Prematur Indonesia yang terdiri dari ibu-ibu dengan pengalaman memiliki anak prematur dan mereka yang kehilangan anak karena melahirkan anak prematur. Â Komunitas ini saling berbagi pengetahuan, pengalaman dan bahkan mengundang nara sumber seperti Dr. Agung yang kebetulan juga seorang bapak yang bayinya juga prematur . Â Dr. Agung dapat memberikan sesi sharing dan prinsip bagaimana menumbuh kembangkan bayi prematur menjadi bayi normal lagi.
Salah satu yang diajarkan apabila bayi masih dalam perawatan, orang tua bisa melakukan perawatan metode kanguru (PMK).
Setiap hari orang tua bisa melakukan kontak fisik kulit menggendong bayi dengan prinsip seperti inisiasi menyusui dini. dr Agung mengatakan manfaat PMK ini dalam beberapa studi terbukti membuat bayi lebih tahan terhadap ancaman infeksi dan positif untuk kesehatan secara keseluruhan.
"PMK bisa dilakukan terputus-putus dengan satu sesi minimal satu jam. Prinsipnya persis seperti inisiasi menyusui dini dan bisa dilakukan tidak hanya oleh ibu tapi bapaknya juga asal bayi sudah stabil. Ya capai memang terus-terusan tapi nggak apa-apa," tutup dr Agung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H