Dugderan:
Tradisi ini sudah dilakukan ratusan tahun yang lalu dan masih dipertahankan hingga saat ini. Digelar 1-2 minggu sebelum puasa . Selama berlangsung tradisi Dugderan, ada pesta rakyat yang berupa tari japing, arak-arakan (karnaval), dan bedug yang ditabuh oleh Walikota Semarang. Saat Karnaval ditampilakan "Warak Ngendok" yang menyerupai sosok binatang dengan mulut menganga lebar dan lidah menjulur. Kaki makhluk ini dihiasi dengan rantai. Warak Ngendok sejenis binatang rekaan yang memadukan tiga unsur hewan. Makhluk ini juga sebagai simbol kerukunan antaragama dan suku yang terdapat di Semarang
Dalam perkembangannya suara dentuman meriam diganti dengan suara-suara petasan atau bleduran. Yang dimaksud dengan bleduran adalah bongkahan batang pohon yang dilubangi tengahnya untuk menghasilkan suara seperti meriam dan diberi karbit dan lalu disulut dengan api.
Semarang salah satu kota yang selalu meriah dalam menyambut Ramadan, datang dan saksikan budaya lokal, Jawa yang sangat unik dan menarik untuk disaksikan.
Tulisanini diikutan sertakan dalam lomba blog Pesona Ramadan Jawa Tengah yang diadaka oleh GenPI Jateng”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H