Tersentak sekali saat melihat fakta dan data yang ada di Unesco bahwa dari jumlah 1000 anak Indonesia hanya 1 anak yang punya minat baca. Gambaran yang memprihatinkan ini tercermin dengan angka statistik minat bangsa ini ternyata ada di nomer 52 dari 60 negara.
Bercermin dari hal itu, saya pun merasa tidak produktif dalam membaca buku. Alasan-alasan yang sering dibuat ketika kita ditanya kenapa tidak bica membaca buku. Jawaban klasik adalah karena tidak ada waktu. Bayangkan alasan klasik ini sejogyanya tidak dijadikan alasan karena ternyata saya mampu mengupdate sosial media dalam jumlah jangka waktu cukup lama 45 menit. Seandainya waktu itu dipakai untuk membaca, pasti saya sudah dapat membaca l/2 dari buku .
Baca buku jadi kendala bagi setiap orang di Indonesia karena kebutuhannya dan manfaatnya sudah bergeser digantikan dengan sosial media. Seolah buku itu tak bermanfaat sama sekali. Loh, dengan membaca buku, wawasan dan pengetahuan kita akan menjadi lebih luas. Apa yang tidak diketahui sebelumnya bisa diperoleh dengan baca buku. Apalagi dengan baca buku kita bisa melihat dunia luar yang tidak sempat atau kita tidak mampu kunjungi. Mengenal dunia dari segi kemajuannya, kebudayaan, kehidupan sosial , ekonomi, dan tatanan kultur yang dianutnya.
Walaupun semua orang telah mengetahui manfaat dari membaca, tapi kendalanya adalah orang tidak mau memulai membaca. Lebih keren tidak mudah jatuh cinta kepada buku. Untuk baca 1 buku saja susah apalagi menargetkan untuk baca l buku 1 hari.
Tergugah dengan statistik dan pernyataan dari Najwa Shihab untuk “jatuh cinta” membaca buku , maka kita seharusnya memulai langkah awal dengan mencari buku yang mudah ditenteng atau dibawa ke mana pun.
Sekarang ini sudah zaman digital, tidak usah susah-susah untuk bawa buku kemana-mana. Sangat ringan dan mudah karena ada sebuah Perpustakaan Nasional yang menyediakan e-perpustakaan.
Untuk menjadi member atau anggotanya juga sangat mudah, awalnya kita upload iPUsnas di Google play store, dengan cara buka. Setelah anda install, tinggal langkah berikutnya.
Klik buku yang kita pilih sesuai kategori, contoh Agama & Spiritual, akan muncul semua pilihan buku bertema agama dan spiritual
Sebenarnya, prosesnya sangat mudah, dan gampang dan gratis, jadi tidak ada alasannya yang lain selain kita memang benar malas. Begitu banyak fasilitas yang telah disediakan oleh perpustakaan Nasional secara digital. Buku-buku yang diperbaharui dan pilihan yang memang sesuai dengan kebutuhan kita.
Mengajak membaca bukan hanya untuk sekedar membaca. Membaca dan memahami isi dan apa yang disampaikan oleh penulisnya sangat bermanfaat bagi kita. Bukan hanya soal pengetahuan , berinteraksi dengan diri sendiri lebih mendalam, mendapatkan “insight” apa yang disampaikan oleh penulisnya, bahkan mendapatkan kedalaman suatu pengetahuan yang menjadi landasan suatu kehidupan.
Membaca membuat manusia makin bernilai tinggi, baik itu secara karakter atau pengetahuan. Sering dikatakan makin banyak pengetahuan seseorang maka makin merunduklah dia. Artinya kualitas seseorang dapat dinilai dari banyaknya pengetahuan yang dikuasainya sehingga dia mampu membawa dirinya untuk menjadi berkarakater . Apabila banyak manusia-manusia Indonesia berkarakter dengan banyaknya buku yang telah menjiwai dirinya, tentu bangsa ini jadi bangsa yang besar dan makin sejajar dengan bangsa lain yang justru mencintai buku sebelum melakukan cinta kepada media sosial.
Inilah saatnya untuk jatuh cinta kepada buku dan menjadikan buku sebuah kebiasaan untuk dibaca .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H