Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bunuh Diri Bukan Solusi untuk Mengatasi Kesulitan Hidup

21 Maret 2017   21:42 Diperbarui: 21 Maret 2017   21:50 1769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah seringkali kita mendengar bahwa hidup itu terus berputar bagaikan roda, kadang di atas dan kadang di bawah.   Jika di atas kita tidak boleh takabur , jika di bawah kita tidak boleh putus asa.

Namun, ada kalanya ketika kehidupan berputar ke bawah, ada orang yang merasa tidak kuat atau tidak siap untuk menghadapinya.  

Beberapa hari yang lalu saya mendapat kiriman video youtube dari seseorang lelaki yang bunuh diri.  Dia merekam sendiri cara dia bunuh diri.  Dia ada seorang lelaki dari seorang suami yang memiliki 4 orang anak dan pekerjaan terakhirnya sebagai sopir daring.  Motivasi dari bunuh dirinya adalah dia merasa putus asa karena setelah dia  merasa rumah tangganya sudah tidak harmonis lagi dan dia cemburu terhadap istrinya yang sering chatting dengan pria lain.    Apalagi ketika istrinya ingin bercerai, lelaki itu tidak menginginkannya..   Meskipun pria yang disebut dengan namanya Indra itu sudah dua kali berkonsultasi dengan ketua RT tentang masalah rumah tangganya , tetap saja Indra nekad untuk bunuh diri.

Kesulitan dalam kehidupan itu baik itu ekonomi atau pun sosial, selalu berdampak kepada psikologis setiap orang.  Apalagi jika seseorang yang dulunya hidup dengan nyaman, enak, tiba-tiba harus mengalami sakit, kehilangan pekerjaan sehingga jika dia tidak siap mental maka dia dapat gangguan mental seperti stres, depresi.

Bagaimana menghadapi perubahan besar dalam kehidupan?

Perubahan besar yang dimaksudkan adalah perubahan dari kehidupan sosial ekonomi yang nyaman, enak berubah menjadi sosial ekonomi yang sulit karena kehilangan pekerjaan, sakit dan tidak mendapatkan pekerjaan yang diinginkan.

Setiap orang sebaiknyak memiliki mental baja dan kepribadian yang matang dalam menghadapi kesulitan dalam kehidupan. 

Mental baja :

1.Menyingkirkan keraguan:    Seringkali merasakan adanya kelemahan-kelemahan yang ada dalam diri sendiri.  Padahal setiap orang diciptakan oleh PenciptaNya dengan keunikannya .  Ada kelemahan dan kekuataan dalam diri seseorang.   Kekuatan yang ada digunakan untuk mengasah kemampuan, sedangkan kelemahan harus dipasrahakan kepada Pencipta untuk kita ubah semaximal mungkin.

2. Jangan membandingkan diri dengan orang lain:   Tidak ada seorang pun yang sama kepribadian dan wataknya dengan orang lain. Setiap orang memiliki kepribadian yang sangat berbeda satu dengan yang lainnya.   Menerima apa yang dimiliki dan bersyukur atas apa yang dimiliki.

3.Menanamkan kepercayaan diri:    Kita semua diberikan kemampuan untuk mengatasi kesulitan.  Kita harus percaya bahwa  solusi dari kesulitan itu harus berdasarkan akar masalah dari kesulitan.  Jangan mengatasinya hanya di permukaan saja.  Pilah dan evaluasi apa kesulitannya, lalu membuat alternative bahwa kita bisa mengatasi dengan berbagai cara yang sesuai dengan kemampuan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun