Obrolan dari beberapa rekan pria selalu menarik hati saya untuk mengetahui kecantikan dari seorang perempuan yang diinginkan.
Banyak sekali persepsi kecantikan yang diinginkan atau diidolakan oleh beberapa pria yang sedang ngrumpi tentang kecantikan perempuan.
Saya suka “menguping” apa yang mereka pikirkan dan katakan tentang kecantikan . TIdak ada yang salah tentang persepsi kecantikan ini karena pendapat mereka adalah subjektif dan tidak untuk menilai mana yang salah dan mana yang benar.
Kecantikan, ada yang menyukai fisiknya yang menarik ditambah dengan intelektual tinggi yang dapat mengimbangi dirinya (pria) yang akan mendampingi. Intellektual ini sangat penting karena dalam kondisi yang sulit, diharapkan perempuan mampu menghadapi kesulitan ekonomi dengan membantu memberikan ide untuk usaha yang gagal atau usaha yang memungkinkan untuk bisa keluar dari kebangkrutan dari suatu usaha.
Kecantikan selayaknya bukan hanya fisik, intelektual tetapi juga hatinya . Hati yang bagimana? Untuk menilai kebaikan hati seseorang tidak mudah sama sekali. Kebanyakan kecantikan hati hanya terbalut jika ada maksud atau kepentingan diri tertentu. Nach, selayaknya kecantikan hati ini perlu diuji dalam suatu kondisi sulit. Ketika tiba-tiba seorang calon suami menghadapi musibah kecelakaan, dan tubuhnya harus amputasi, apakah perempuan itu masih mau menerima keadaan dirinya sebagai orang yang invalid? Inilah yang disebut dengan kecantikan hati yang murni. Bukan kecantikan hati yang hanya sekedar ingin lips service, memberikan service atau membantu tetapi ada maksud lain di balik bantuan itu.
Kecantikan bagaikan sempurna apabila seorang perempuan punya intelektual, bertanggung jawab terhadap keluarga dan suami serta mampu menghadapi tekanan dari pihak yang melemahkannya. Perspektif ini memang sempurna karena perempuan itu tahan banting secara lahir, batin dan fisiknya. Kemampuannya untuk memegang peran ganda, menjadi istri yang tangguh ketika suami sedang menghadapi badai, menjadi ibu yang perkasa ketika harus menghadapi masalah pancaroba anak atau sakit penyakit dari anak-anaknya, menjadi “boss” atau atasan yang adil dan bijaksana.
Kecantikan perempuan itu juga yang dapat membedakan antara karir dan rumah tangga. Jangan sampai persoalan karir di kantor dibawa ke rumah tangga, sehingga rumah tangga tidak bahagia ketika di rumah. Rumah menjadi sasaran kemarahan dan ketidak puasan.
Kecantikan itu memiliki emosi intelijen yang mumpuni. Tidak membalas ketidak sukaan dengan hal yang sama yaitu tidak suka kembali atau kemarahan dengan kemarahan. Tetapi perempuan itu mampu mengerem semua emosi kemarahan, kekesalan, ketidak-puasan, kebencian dengan hikmat yang sangat dalam misalnya dengan berinteraksi kepada musuhnya dengan cara bijaksana, menggali kenapa orang itu berbuat tidak baik kepadanya.
Kecantikan bukan hanya kemampuan dalam kendali emosi semata, tetapi mampu untuk mengelola emosi yang dihadapinya dengan bijak. Berdiam diri saat menghadapi kondisi yang sangat tidak enak, lalu evaluasi dan melakukan tindakan yang tepat dan benar.
Kecantikan seorang perempuan adalah mampu mengendalikan diri untuk kepentingan diri dan mengatur keuangan keluarga dengan tidak ikut-ikutan gaya hidup konsumtif . Tujuan utama dari hidupnya adalah kebahagiaan keluarga dan tidak menghamburkan uang untuk menghancurkan keluarga.
Kecantikan seorang perempuan adalah tidak serakah atau korupsi ketika dia menjabat sebuah jabatan tinggi di suatu perusahaan atau perusahaan keluarga. Dia mampu mengatur keuangan perusahaan dengan membedakan mana yang uang pribadi dan mana uang perusahaan.
Last but not least, kecantikan perempuan itu ternyata dalam dan luas sekali. Tinggal memilih mana yang sesuai dengan kemampuan dan watak dari kepribadiannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H