Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Siaga Banjir Sebelum Bencana Datang Kembali

22 Februari 2017   16:56 Diperbarui: 23 Februari 2017   18:28 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi hari ini, saya membaca surat kabar Kompas dengan foto-foto banjir menghiasi satu halaman penuh dan   ukuran yang melebihi dari satu postcard.    
 Foto-foto yang mengisahkan peristiwa pada tanggal 21 Pebruari 2017  tentang banjir yang terjadi di seluruh Indonesia.   Bukan hanya Jabotabek saja  yang kebanjiran tetapi seluruh Indonesia, mulai dari Lampung, Malang, Mojokerto, sampai Cirebon.   Hampir seluruhnya merata di hari yang sama hujan membuat semuanya kebanjiran.

Banjir mendatangkan banyak kerugian  baik itu materil, moril bahkan jiwa bagi semua warga Indonesia.

Bukan Banjir Terakhir dan Terparah:

 Mengejutkan judulnya karena  sebagian besar dari warga Indonesia akan mengatakan bahwa cukuplah banjir ini terjadi 5 tahun sekali dan kita semua sudah cukup menderita jika banjir datang.   

Jika warga mengganggap bahwa  curah hujantanggal 21 Februari 2017  di Jabotabek dan seluruh Indonesia itu  tertinggi intensitasnya  selama bulan Pebruari  2017 dapat memicu banjir.   Sedangkan menurut BMKG jika ditinjau dari curah hujan tanggal 21 Peburari 2017 dengan yang sebelumnya terjadi ini masih tergolong lebih rendah.   Rekor curah hujan tertinggi di Jakarta terjadi 5 Januari 1998 mencapai 356 mm per hari, dan 340 mm per hari pada 2 Feburari 2017.  Faktor cuaca bukan pemicu penyebab banjir karena  curah hujan relative rendah.

Tapi berdasarkan pantauan citra satelit Landsat tahun 1990 hingga 2016, pemukiman di Jabodetabek itu berkembang luar biasa.  Pemukiman nyaris menyatu antara wilayah hulu, tengah dan hilir di sepanjang daerah aliran sungai.

Siaga Banjir :

Melihat kondisi yang sangat rawan seluruh Indonesia bisa terkena banjir dan tidak terhindari dari banjir, maka semua warga dimana pun, entah itu pemukiman yang biasanya banjir atau tidak, perlu mewaspadai banjir.  

Banjir akan datang kembali ditengah cuaca yang tidak menentu .   Ancaman itu harus dimitagasi oleh setiap orang/warga agar terhindar dari banjir.

  • Sampah tidak dibuang di sungai
  • Membersihkan selokan dan got setiap hari pada musim hujan
  • Memonitor Cuaca dari BMKG setiap hari
  • Yang dilakukan Sebelum Banjir:
  • Perhatikan ketinggian rumah Anda dari bangunan yang rawan banjir.
  • Tinggikan panel listrik
  • Hubungi pihak berwenang apabila akan dibangun dinding penghalang di sekitar wilayah Anda.
  • Yang dilakukan Setelah Banjir:

a). Apabila banjir akan terjadi di wilayah Anda:

  • Simak informasi dari radio mengenai informasi banjir
  • Waspada terhadap banjir yang akan melanda. Apabila terjadi banjir bandang, beranjak segera ke tempat yang lebih tinggi; jangan menunggu instruksi terkait arahan beranjak.
  • Waspada terhadap arus bawah, saluran air, kubangan, dan tempat-tempat lain yang tergenang air. Banjir bandang dapat terjadi di tempat ini dengan atau tanpa peringatan pada saat hujan biasa atau deras.

b). Apabila Anda harus bersiap untuk evakuasi:

  • Amankan rumah Anda. Apabila masih tersedia waktu, tempatkan perabot di luar rumah. Barang yang lebih berharga diletakan pada bagian yang lebih tinggi di dalam rumah.
  • Matikan semua jaringan listrik apabila ada instruksi dari pihak berwenang. Cabut alat-alat yang masih tersambung dengan listrik. Jangan menyentuh peralatan yang bermuatan listrik apabila Anda berdiri di atas air.

c). Apabila Anda harus meninggalkan rumah:

  • Jangan berjalan di arus air. Beberapa langkah berjalan di arus air dapat mengakibatkan Anda jatuh.
  • Apabila Anda harus berjalan di air, berjalanlah pada pijakan yang tidak bergerak. Gunakan tongkat atau sejenisnya untuk mengecek kepadatan tempat Anda berpijak.
  • Jangan mengemudikan mobil di wilayah banjir. Apabila air mulai naik, abaikan mobil dan keluarlah ke tempat yang lebih tinggi. Apabila hal ini tidak dilakukan, Anda dan mobil dapat tersapu arus banjir dengan cepat.

Siaga Bencana ini perlu dilakukan dengan latihan secara berkali-kali.   Memang di Indonesia hal ini tidak mudah karena menganggap jika bencana datang baru melakukan siaga.  Padahal sangat penting sekali melakukan siaga bencana sebelum terjadi untuk mengurangi kerugian baik itu materi maupun morill dan jiwa manusia.

Sebagai negara yang terkena banjir, selayaknya jika semua warga sadar akan bahaya banjir bukan hanya sekedar untuk mengetahui tetapi juga siaga yang selalu diterapkan bersama dengan BNPB  karena tanpa kesiapan dari setiap warga, maka warga sendirilah yang akan mengalami kerugian besar.

Sumber referensi:

http://www.bnpb.go.id/home/siagab

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun