Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Transformasi Peran Blogger dari Sharing & Connecting Jadi Beyond Blogger

12 Januari 2017   17:28 Diperbarui: 21 Januari 2017   15:55 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Reformasi dari “Kompasiana”  begitu pesatnya.  Ketika saya membaca sejarah dari pendirian Kompasiana, kilas balik itu membuat diri saya melihat dan membaca sejarah pendirian Kompasiana.   Mengenal seorang jurnalis kawakan atau senior bernama  Budiarto Shambazy.  Ternyata beliaulah yang mengusulkan nama Kompasiana di media Kompas yang notabene masih media cetak.

Tak lama kemudian, nama Kompasiana pun bergeser tempatnya  menjadi rubrik kolom khusus yang menuliskan berita atau peristiwa terakhir yang terjadi di Kompas.

Usut punya usut ternyata para jurnalis yang bekerja di Kompas itu walaupun sudah menggunakan internet tapi tak suka membuat blog pribadi, bahkan untuk saling bertukar pikiran atau menuangkan pikiran di media cetaknya.  Blog pribadinya menganggur tidak dimaximalkan.

Ide agar ada blog yang menuangkan pikiran dan tulisan dari para jurnalis di luar media cetak  pun tercetus.   Kompasiana sebagian media jurnalis adalah wadah barunya diresmikan pada 1 September 2008.  

Sambutan dari para jurnalis diikuti oleh netizen yang diperbolehkan untuk menuliskan sumbangsih pikiran dalam bentuk tulisan menggebu.  Peresmian “Kompasiana” menjadi platform media sosial online pada tanggal 22 Oktober 2008.  

Pada tahun pertama didirikan “Kompasiana” telah mengalami perubahan besar dari segi penampilan maupun fitur-fiturnya.   Semakin menarik bagi para pengunjung untuk sekedar membaca  atau melihat sebenar.  

Di tangan seorang “Pepih Nugraha” bayi Kompasiana yang sangat rentan dicemohkan sebagai blog masal keroyokan yang hampir punah, ternyata berhasil membuktikan dirinya berkembang menjadi blog masal yang punya ciri tersendiri.    Mengingat awal tahun pertama bagaimana seorang Pepih Nugraha harus menulis sendirian untuk mengajak para penulis atau netizen untuk mengisi Kompasiana. Ajakan yang sangat humanis tetapi sulit bisa digugah apabila trik dari Pepih Nugraha tidak mengubah cara dan format Kompasiana.  

Kenyataannya  Kompasiana melejit di tangan dinginnya menjadi sebuah blog sosial Kompasiana dengan 84.000 anggota terdaftar, 600-800 tulisan perhari dan dengan 6-7 juta pengunjung setiap bulannya.  Kompasiana   berhasil mengalahkan Begawan mass sosial dunia seperti OhmyNews (Korea Selatan), NowPublic (Kanada), Stomp (Singapura), dan OKnation (Thailand).

Kehadiran Kompasiana bagaikan suatu atraksi atau ajak pertemuan dari para penulis untuk berkontribusi menuangkan pikiran, wawasan, laporan, ide kreativitas tulisannya.  Tak pelak lagi Kompasiana pun tak lagi hanya suatu ajang media sosial saja, tetapi melanjutkan suatu misi yang melebihi dari sekedar tulisan dari para netizen yang nulisnya abal-abalan. Adanya syarat yang cukup ketat untuk dapat menulis di Kompasiana , data diri harus terverifikasi,  tulisan harus minimal 70 kata dan tidak mengandung sara.  Laporan yang sifatnya sara akan langsung dieliminasi. Kualitas penilaian sebuah tulisan pun segera ditingkatkan mulai dari headline, terpilih, terpopuler, tertinggi, feature.    Kanal sangat variatif , mulai dari Berita, Politik, Humaniora, Ekonomi, Hiburan, Olaharga, Gayahidup, WIsata,Kesehatan, Tekno, Green, Fiksiana, Lipsus.

Beyond of Blogging suatu “dream”  dari Kompasiana memang tidak main-main.  Langkah-langkahnya sudah mulai terlihat satu persatu.   Menjadi salah satu situs media sosial terbesar dari 25 situs yang sudah ada. Saat ini posisinya sudah berada ke-14.

Kompasiana mulai merambah menjadi Komprasiana in print perdananya pada 28 Juli 2016 dengan hadirnya Freez. 

Kompasiana sudah mulai melangkah bekerja sama dengan kompas TV untuk tampil di televisi.

Kompasiana on books sudah berhasil diciptakan dengan hadirnya e-book seperti  "Presiden Jokowi (Harapan Baru)";   "Cinta Indonesia Setengah";    " Jokowi (bukan untuk Presiden)". TUlisan-tulisan ini merupakan kumpulan dari tulisan dari Kompasianer yang memiliki tema yang sama dengan kualitas tulisan yang cukup memadai untuk dibaca.

Peran blogger  “Beyond of Blogging”

Motivasi pertama saya ketika saya mendaftar Kompasiana adalah saya ingin mengukur sejauh mata kualitas tulisan dan hanya ingin berbagi tulisan saja kepada pembaca sekedarnya.  Syukur jika tulisan saya diterima oleh pembacanya dengan banyaknya komentar.  Jika tidak ada yang komentari berarti tulisan itu tak menarik entah itu topiknya atau gaya bahasanya.

Tidak ada yang salah dengan motivasi ini.  Tetapi saya merasakan adanya tarikan yang sangat kuat untuk merubah motivasi itu jika saya mau “exist” dan mentransformasi diri bukan hanya sekedar ngblog saja, tapi juga harus memiliki  “sense of transformation” jadi “beyond of blogging”.

Ada banyak cara untuk mampu mentransformasi diri jadi blogger “Beyond of Blogging”

  • Interaksi yang kuat dengan para Kompasianer yang berpengalaman

Ini cara yang paling ampuh bagi saya untuk belajar memperbaiki kualitas tulisan. Dengan melihat gaya penulisan dan isi tulisan serta topik yang menarik dari setiap Kompasianer yang sudah “exist” atau katakanlah jagoan penulis lebih duluan.  Pengamatan dan penyajian itu saya amati dengan sangat telaten.  Setelah mengamati, kita dapat trik dari sebuah tulisan yang baik.  Mulailah berlatih untuk menulis

  • Menulis untuk Sharing dan Menginspirasi

Pencapaian tingkat tertinggi dari sebuah tulisan jika tulisan itu dapat dihargai oleh pembacanya  sebagai tulisan yang bermanfaat dan menginspirasi.    Tulisan bukan hanya untuk diri sendiri yang bersifat komplain, menghasut dan sebagainya.  Jika ingin menulis untuk diri sendiri, mungkin bisa menulis dalam blog privat bukan di mass blog seperti Kompasiana.

  • Topik Penulis  “Beyond Blogging”   

 Seorang penulis dengan wawasan yang sangat luas akan menyampaikan suatu topik bukan hanya soal budaya, wisata, kesehatan secara lokal saja,  Dengan pengalamannya yang luas karena banyak membaca buku maupun dengan berkelana atau langsung pengalaman pribadinya, dapat menulis tentang topik di luar Indonesia yang belum banyak diketahui oleh pembacanya.    Ini selain menambah wawasan baru bagi pembaca juga bagi penulisnya makin dikenal dengan kemahirannya mengungkapan dunia lain di luar Indonesia

  • Bersaing dengan Para Jurnalis Pemenang Event

Teman Kompasianer yang saya kenal sering mengatakan bahwa ajang dari Event yang diadakan oleh Kompasiana hanyalah bagi mereka yang sudah punya nama besar, pengalaman dan selalu jadi pemenang dalam Event atau disebut "Ajang Penulis Hebat Kompasianer".

Jangan pernah mengalahkan diri sendiri dengan mengecilkan arti diri kita dengan mereka yang memang sudah berpengalaman.  Bagi saya, menang atau kalah, ikut dalam Event adalah pembuktian diri saya bahwa  saya masih dalam proses “milestone” untuk jadi pemenang.  Bukan menangnya yang dijadikan patokan, tapi saya inginkan perjalanan untuk bersaing itulah yang memenangkan diri saya.

  • Tujuan yang lebih besar (grand design)

Berinteraksi, berkomunikasi, berajang ria, memang salah satu tujuan besar dari para Kompasianer untuk bisa mengenal dan menulis dalam platform yang besar ini.   Tapi ada tujuan besar lainnya (grand design) yang perlu kita raih dari sekedar berkumpul dan berajang ria,  yaitu suatu hari tulisan saya akan jadi “Headline” atau bahkan kumpulan dari tulisan saya di Kompasiana menjadi awal dari pencapaian yang lebih besar dari sekarang ini.   Persoalannya apakah kita konsisten dalam menulis ?   Semoga kita tetap konsisten dan dapat meraihnya jika kita dalam track yang kita impikan.

  • Maju bersama Kompasiana

Saya selalu merasa kalah bersaing dari segi teknologi karena “Kompasiana” selalu memperbahuri diri dengan segala kecanggihan teknologi dan format dan fiturnya.  Saya pun  ingin berbekal hal yang sama dengan Kompasiana.  Kemajuan saya barangkali tidak secepat dengan Kompasiana, namun,  saya mengharapkan ilmu yang saya gali seperti tentang Workshop reportase yang pernah saya ikut dan Workshop tentang Buka dan Raih Peluang Jadi Blogpreneur bersama Ketapels  yang akan saya ikuti  pada tanggal 14 Januari 2017 adalah langkah saya untuk suatu kemajuan diri saya sebagai Beyond Blogger bersama Kompasiana.

dokumen pribadi
dokumen pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun