Dengan luas wilayah Bintaro (kecamatan Ciputat, Ciputat Timur, Pondok Aren, Serpong Utara) sekitar 1000 hektar dan jumlah penduduk sekitar 1.443.403 orang pada tahun 2013. Perekonomian masyarakat Bintaro digerakkan oleh penghuninya yang bekerja sebagai pegawai formal maupun informal. Dalam menunjang pekerjaan, sebagian besar pekerja menggunakan transportasi kendaraan umum, kereta api, motor maupun mobil.
Untuk melayani kendaraan umum (angkot), motor maupun mobil dan memenuhi kebutuhan energy transportasi BBM di Bintaro, terdapat tiga SPBU dengan brand Pertamina (pengelolanya pihak swasta) yang berada di sektor 1,2 dan sektor 9. Untuk SBPU Sektor 1, letaknya sangat strategis , menuju jalan ke luar dari arah Bintaro ke Kesehatan. Untuk sektor 2, letaknya juga sangat strategis bagi penghuni yang tinggal di sektor 1 dan 2 , terletak di Pinggir jalan laying tol JORR-Serpong sebelum masuk tol. Sedangkan untuk sektor 9, diperuntukkan untuk penghuni sekitar sektor 5, 7 dan 9 . Strategis bagi mereka yang tinggal sektor 9 sambil pulang ke rumah, bisa mengisi bensin dulu.
Kompetitor Pertamina hanya ada 1 yaitu Shell. Produk yang ditawarkan oleh kompetitor kurang variatif dibandingkan dengan yang ditawarkan oleh Pertamina. Sehingga konsumen seperti motor dan kendaraan umum, lebih menyukai menggunakan BBM Pertamina. Sebaliknya, Pertamina varian Jenis produk yang disediakan oleh SBPU Sektor 2 adalah PertamaDex, Premium, Pertamax, Biosolar, Pertalite.
Pelayanan 24 jam:
Pengalaman yang tak terlupakan ketika kami baru pulang dari Bandung (dari Jakarta langsung ke Bandung dan kembali lagi ke Jakarta). Dalam kondisi lelah, kami minta kepada staff pengisi SBPU untuk segera mengisi mobil rental . Jam sudah menunjukkan pukul 22.30, tapi mereka masih melayani kami dengan sangat ramah dan baik. Kami minta agar diisi full tank, mereka segera sudah menyiapkan slang pengisi dengan ukuran yang sang presisi . Begitu hampir penuh, mereka sudah mencabutnya. Begitu selesai, saya membayar, dan uang kembalian pun diterima tanpa ada potongan sedikit pun.
Kendala distribusi ke SBPU :
Pihak pengelola SBPU tidak mempunyai jadwal dalam permintaan pengisian masing-masing produk kepada Pertamina. Jadwal pengiriman BBM berdasarkan stok dari masing-masing produk. Saat ini, praktek yang dilakukan untuk menjamin stok masing-masing jenis produk BBM tersedia adalah dengan membayar sejumlah dana sebagai garansi pembelian dan pengiriman D/O (Delivery Order). Jangka waktu antara D/O diterima dengan pengiriman biasanya sekitar 1 – 2 hari.
Beberapa bulan terakhir, terjadi kendala macetnya pengiriman dari Plumpang kepada beberapa SBPU di Bintaro karena terjadinya demo supir tangki truk yang mengirimkan Pertamax maupun jenis yang lainnya. Jika tidak dikirim, padahal stok menipis, beberapa SBPU terpaksa tutup dan tidak dapat melayani pelanggan karena tidak ada pengiriman.
Begitu pula masalah-masalah yang dihadapi SBPU sebagai pelayanan untuk "end user" misalnya tidak ada waktu yang “on-time” dari pengiriman setelah D/O dikirim. Jadwal pengiriman tidak ada yang pasti. Ketika diberitahukan akan dikirim pada suatu tanggal , SBPU tidak mendapatkan penjelasan yang kongkrit , jam berapa truk akan berangkat dari Plumpang dan mengisi di tempat mana saja serta sampai di tempat yang dituju jam berapa.
Kendala lain jika supir tanki adalah supir pengganti (outsourcing) yang belum mengetahui secara persis lokasi masing-masing SBPU yang menjadi pelanggannya. Terpaksa supir itu menyasar ke tempat lain dan akhirnya sampai di tempat yang dituju tengah malam. Belum lagi jika armada atau truk yang tiba-tiba mogok cukup lama sekitar 1 jam, sedangkan pembongkaran biasanya hanya memakan waktu l/2 jam.
Namun, saat "force majeure" yang terjadi tidak dapat diprediksi ketika mobil tangki truk dari Plumpang menuju Bintaro, menabrak kereta api di pelintasan Bintaro pada 9 Desember 2013. Dengan terbakarnya isi tanki sebesar 24.000 liter, terpaksa para SBPU harus menunggu untuk penggantian pengiriman BBM yang terbakar itu. SBPU terpaksa menutup penjualan BBM yang stoknya memang benar-benar habis. Konsumen pontang-panting untuk mencari BBM di luar Bintaro karena ketiga SBPU itu sudah kehabisan stok BBM . Diharapkan adanya “contingency plan” untuk menggantikan pengiriman jika terjadi hal-hal yang tidak terduga.
Distribusi Panjang dari Hulu ke Hilir:
Untuk mengolah minyak mentak menjadi produk BBM, diperlukan proses panjang secara fisika maupun kimia. Kilang-kilang BBM, Kilang Cilacap, Balongan dan Balikpapan memasuk hampir 60% produk BBM nasional. Sisanya, sebagian crude air itu diolah di luar negeri dan setelah itu hasilnya dimasukkan ke storage sebagai penyipanan BBM.
Ada storage sebagai tempat penyimpan dari BBM . Ada juga yang disimpan dalam floating storage dimana PErtamina harus menyewa cukup mahal yaitu USD 10 juta pertahun. Untuk itu Pertamina berhasil membuat Terminal Transit Utama (TTU) sebagai fasilitas penyimpanan BBM kapasitas 350.000 liter. Penggunaan fasilitas TTU Tuban ini dapat mempercepat pengoperasian dan transformasi PErtamina di bidang hilir unutk Jawa TImur dan penyangga untuk Stok BBM Indonesia TImur.
Dari storage itu Pertamina mengangkutnya dengan kapal tanker. Luasnya area yang dijelajahi pulau dan disinggahi membuat PErtamina mengandalkan kapal tanker untuk menyalurkan BBM. Ada 111 terminal BBM dan jalur terkompleks di dunia yang harus dilayani . Oleh karena jumlah armada tanker diperbanyak dari 201 kapal pada tahun 2011, ditambah menjadi 217 kapal pada September 2016. Berat kapal tanker 1.470 MT hingga 3.500 MT dengan small tanker dengan bobot mati 6.500 MT hingga 6.736MT dan kapal small purpose dengan bobot mati 15.277-17.760 MT
Mengingat pangsa pasar BBM Pertamina sebesar 80 persen, maka daya angkut harus dijamin dengan tersedianya alat angkut untuk negara kepulauan seperti Indonesia. Dengan meningkatkan volume captive cargo, dan jumlah kapal tanker, diharapkan kebutuhan dari BBM dapat dijangkau dan dikirimkan sesuai dengan jadwal dan lebih efisien pendistribusiannya.
Harapan besar distribusi lancar :
Pertamina selalu berbenah diri untuk pencapaian optimal baik itu dari distribusi maupun servis kepada pelanggan. Mulai dengan didatangkan 8 unit kapal sebagai bagian shipping excellence dan marketing dan operation excellences.
Harapannya, pendistribusian ke "end user" pun tetap terus dibenahi agar kepuasan pelanggan kecil yang sangat membutuhkan energi dalam bertransportasi pun dapat lancar tanpa terkendala. Masyarakat puas dengan pembenahan distribusi energi BBM yang dilakukan oleh Pertamina secara terus menerus.
twitter: http://www.twitter.com/tanaya1504
Fb: http://www.facebook.com/ina.tanaya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H